Museum Pusat TNI Angkatan Laut Jalesveva Jayamahe dengan Teknologi AI

SHARE

istimewa


CARAPANDANG - Warga Surabaya khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya, kini dapat menjelajahi kejayaan maritim bangsa Indonesia pada masa lampau. Selain itu juga bisa belajar memahami peran penting TNI-AL dalam menjaga wilayah perairan Negara Kedaulatan Republik Indonesia.

Semua itu ada di Museum Pusat TNI Angkatan Laut Jalesveva Jayamahe yang resmi dibuka untuk umum pada 20 Januari 2024. Mulai dibangun pada 2022, museum itu diresmikan pada 11 September 2023.

Di museum itu, pengunjung dapat menikmati koleksi konten-konten kesejarahan Angkatan Laut (AL) secara lebih interaktif. Mulai dari alat utama sistem persenjataan (alutsista), tradisi khas, pahlawan, dan sejarah perjalanan TNI-AL. 

Seakan membantah stigma bahwa kesan museum adalah ‘kuno’, Museum Pusat TNI-AL yang berada di Kompleks Akademi TNI-Angkatan Laut (AAL) Bumimoro Krembangan, Surabaya, itu memperkenalkan konsep museum pintar yang mengadopsi teknologi 4.0. Pengunjung museum akan disajikan informasi secara interaktif untuk dapat menciptakan pengalaman eksplorasi yang modern dan futuristik.

Pengelolaan museum ini sudah mengadopsi teknologi artificial intelligence (AI) sehingga pengelolaan museum dapat dilakukan dari jarak jauh dengan sistem remote. Hal itu mempermudah pengelolaan dan pemeliharaan koleksi museum, tanpa harus hadir secara fisik di lokasi.

Seluruh perangkat elektronik, multimedia, tata cahaya dan pengaturan daya listrik saling terkoneksi dan dapat diatur secara otomatis. Keunggulan lainnya museum ini adalah disematkannya ratusan sensor interaktif, perangkat layar sentuh, serta proyeksi dengan tingkat lumens tinggi. Teknologi canggih itu membantu wisatawan menciptakan pengalaman menjelajah museum yang tidak hanya memukau, melainkan juga berkesan bagi pengunjung.

Theater 5D

Museum Pusat TNI-AL Surabaya ini memiliki Theater 5D Immersive, sebuah wahana khusus di Museum Pusat TNI-AL yang memberikan pengalaman dan sensasi layaknya pertempuran di Laut Arafuru. Kepala Dinas Sejarah TNI-Angkatan Laut Laksamana Pertama Hariyo Poernomo, di Surabaya, mengatakan bahwa Museum Pusat TNI-Angkatan Laut Jalesveva Jayamahe juga sebagai media dan ruang menyimpan memori publik mengenai kejayaan TNI-AL dan kejayaan maritim nenek moyang bangsa Indonesia.

"Melalui wahana museum, kami mengajak masyarakat luas untuk berkontemplasi sejenak mengenai jejak perjuangan para pahlawan samudera melalui berbagai misi, operasi dan pertempuran laut dalam upaya mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Itu semata-mata untuk membangun jiwa kepahlawanan, jiwa bahari dan rasa optimistis generasi penerus untuk mengisi kemerdekaan," ujarnya.

Ruang Pamer

Museum Pusat TNI Angkatan Laut Jalesveva Jayamahe memiliki tiga fasilitas ruang pamer yang terdiri atas gedung heritage dan hanggar, gedung teater dan gedung replika KRI RE Martadinata. Di ruang pamer ini pengunjung museum dapat menyaksikan salah satu koleksi utama museum, yaitu pesawat gannet yang digunakan saat Operasi Trikora dan Dwikora pada 1960-an.

Mengutip laman tni.mil.id, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menyampaikan bahwa sejarah perjalanan TNI-Angkatan Laut senantiasa mengiringi perkembangan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mengalami banyak sekali peristiwa-peristiwa, yang bisa menjadi pedoman bagi arah pembangunan Bangsa Indonesia, khususnya bagi TNI-AL.

“Museum Pusat TNI-AL diharapkan jadi warisan berharga untuk generasi penerus TNI-AL dan bangsa Indonesia untuk membentuk mindset dan karakter maritim menuju Jalesveva Jayamahe,” ujar Ali.

Bagi masyarakat yang ingin berkunjung, Museum Pusat TNI-AL Surabaya ini buka setiap hari Selasa sampai hari Minggu, kecuali hari Senin tutup. Dengan jam operasional mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. 

Untuk tiket reguler, harganya adalah Rp15.000/orang (area Introduksi, area Hanggar, dan area KRI RE Martadinata) dan untuk tiket terusan theater sebesar Rp 25.000/orang. Untuk pengunjung yang ingin menikmati theater 5D Immersive harus merogoh kocek Rp40.000/orang. dilansir indonesia.go.id