Najeela Shihab Pastikan Tidak Ada Royalti Pada Merek Merdeka Belajar

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM- Istilah Merdeka Belajar ditemukan telah didaftarkan sebagai merek dagang sebuah perusahaan pendidikan swasta sejak tahun 2018. Menanggapi temuan tersebut sejumlah praktisi pendidikan merasa khawatir dengan adanya temuan tersebut.  

Kekhawatiran tersebut seperti disampaikan oleh Wasekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim.  Pasalnya dia sering menggunakan istilah Merdeka Belajar ditempatnya mengajar.

Dan dia pun sangat kaget dengan adanya temuan tersebut. “Kita euforia dengan istilah Merdeka Belajar. Singkat cerita, kita dapat info dari beberapa kawan adanya istilah Merdeka Belajar dalam konteks perusahaan. Saya kaget juga," ujarnya dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Pendidikan VOX Point Indonesia, Jumat (10/7).

Menurutnya jika istilah ini dipakai oleh pemerintah, termasuk instansi pendidikan resmi di Indonesia maka yang sangat diuntungkan adalah perusahaan swasta yang memegang merek tersebut. Selain mendapat royalti, kita juga mempopulerkan perusahan tersebut.

"Jangan sampai seolah-olah negara dalam hal ini menggunakan idiom yang sudah dipakai oleh perusahaan. Kan sama saja dengan mempopulerkan perusahaan tersebut," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama Pendiri Kampus Guru Cikal, Najeela Shihab membenarkan bahwa perusahaannnya telah mendaftarkan istilah Merdeka Belajar kepada Kementerian Hukum dan HAM. Dan saat ini sudah diresmikan kepemilikannya oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual.

Najeela mengatakan meskipun ini sudah menjadi merek dagang, pihaknya memastikan tidak mengambil royalti kepada pemerintah dalam hal ini adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang sedang menggunakan istilah Merdeka Belajar yang menjadi salah satu kebijakan utamnya.

"Kalau dikhawatirkan dapat royalti, jawabannya tidak," tegasnya.

Najeela mengatakan bahwa Program Merdeka Belajar sudah dilakukan sejak tahun 2015, yakni dalam bentuk pelatihan- pelatihan. Dan melalui program ini juga Kampus Guru Cikal bersama komunitas guru belajar sudah menerbitkan sejumlah buku. Menurutnya, Program Merdeka Belajar ini merupakan upaya untuk menguatkan praktek-praktek baik pendidikan.  

“Sudah secara rutin kita juga melakukan temu pendidik daerah dan pendidik nusantara. Di tahun 2016 tema temu pendidik nusantara yang dihadiri 1000 lebih guru adalah Merdeka Belajar. Kami juga menerbitkan surat kabar Guru Belajar dengan topik Merdeka Belajar. Guru Merdeka Belajar di Ruang Kelas terbit  tahun 2017 dan juga menjelaskan konsep merdeka belajar menurut Kampus Guru Cikal,” paparnya.