Nelayan Indonesia Diimbau Tidak Melaut Di Daerah Ini

SHARE

Nelayan (ABC)


CARAPANDANG.COM - Nelayan Indonesia yang bekerja di kapal-kapal Malaysia diimbau untuk tidak melaut di perairan yang berbahaya, setelah terulangnya penculikan WNI oleh kelompok Abu Sayyaf di perairan Sabah, Malaysia.

“Memang (penculikan) itu terjadi di perairan yang luas, terbuka, dan berisiko,” kata Ketua DPR RI Puan Maharani saat mengunjungi Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Selasa.

Menurut Puan, para nelayan yang bekerja di Malaysia sebenarnya sudah bisa memetakan wilayah mana yang tidak aman, namun harus tetap menunaikan pekerjaan mereka untuk menangkap ikan di perairan tersebut.

Wilayah yang dimaksud salah satunya adalah perairan Tambisan di Lahad Datu, Sabah, Malaysia, di mana penculikan terhadap anak buah kapal (ABK) WNI kembali terjadi pada 16 Januari lalu.

Menyikapi tindak kejahatan yang terus-menerus terjadi sejak 2015 ini, DPR telah meminta pemerintah melakukan berbagai upaya yang diperlukan untuk menyelamatkan para WNI, termasuk diplomasi dengan Malaysia.

“Tentu saja DPR berharap hal ini segera selesai dan kita akan melakukan langkah-langkah diplomasi terbaik untuk segera membebaskan masyarakat Indonesia yang disandera,” kata Puan.

Kasus hilangnya kapal ikan milik Malaysia yang diawaki WNI di perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah pada 16 Januari 2020 pukul 20.00 waktu setempat terkonfirmasi sebagai kasus penculikan oleh kelompok Abu Sayyaf.