Pakar: Varian Omicron Tidak Berdampak Signifikan terhadap Perekonomian

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Ekonomi Indonesia diproyeksikan akan tumbuh sekitar 4,1 sampai 4,6 persen year on year pada tahun 2022. 

Hal ini disampaikan oleh  pakar ekonomi Ari Kuncoro dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Badan Anggaran DPR yang dipantau di Jakarta, Kamis (3/2).

Ari yang juga Rektor Universitas Indonesia (UI) mengatakan munculnya varian Omicron memang meningkatkan ketidakpastian, tetapi sejauh ini penyebarannya lebih terkendali dibandingkan varian Delta sehingga diperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian.

"Pengendalian pandemi Covid-19 tetap penting karena sekarang Covid-19 yang terkendali berdampak positif terhadap ekonomi, jadi bukan lagi trade off," kata Ari.

Ia pun mendukung upaya pemerintah yang selama ini berusaha mengendalikan Covid-19 dengan tetap memungkinkan aktivitas ekonomi tetap berjalan melalui pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang berjenjang.

Dengan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 yang sebesar 3,51 persen year on year, pertumbuhan ekonomi dipandang mulai normal atau kembali kepada level sebelum pandemi.

Pada saat yang sama, menurut Ari, inflasi perlu tetap dikendalikan agar tidak melonjak saat kebijakan pengelolaan anggaran dikembalikan, misalnya defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dibatasi tidak lebih dari tiga persen dari produk domestik bruto (PDB).

"Kita bisa mempelajari dari itu bahwa ternyata mengendalikan inflasi itu menjadi penting, ini juga terkait dg mengendalikan kesehatan. Jadi, ketika ada kondisi terminal nanti, defisit anggaran kembali ke tiga persen dari PDB segala macam, itu situasinya masih aman kalau kita lihat dengan pola pertumbuhan yang ada sekarang," katanya.