Pariaman Kembali Menerapkan Belajar Secara Tatap Muka

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM – Pemerintah Kota  Pariaman, Sumatera Barat kembali menerapkan belajar tatap muka di sekolah setelah daerah itu dinyatakan masuk ke dalam zona kuning penyebaran COVID-19.

"Pariaman sekarang masuk ke dalam zona kuning sehingga berpeluang diselenggarakan belajar tatap muka," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Pariaman, Kanderi di Pariaman, Selasa.

Ia mengatakan sistem penerapan belajar tatap muka tersebut yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan mulai dari pemeriksaan suhu, penggunaan masker, dan jaga jarak serta jumlah siswa yang hadir setengah dari kapasitas ruangan.

Selain itu, lanjutnya proses belajar dimulai dari sekitar pukul 07.30 WIB hingga sekitar pukul 10.00 WIB dan tidak ada jam istirahat atau siswa langsung dapat pulang.

"Tidak ada paksaan bagi sekolah yang belum siap menerapkan sistem ini," katanya.

Ia menyebutkan belajar tatap muka tersebut berlaku untuk Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas sederajat baik negeri maupun swasta.

Ia menyampaikan jika di lingkungan sekolah terdapat positif COVID-19 maka sekolah tersebut ditutup hingga kondisi aman untuk dilaksanakan belajar tatap muka.

Lalu, tambahnya jika zona perkembangan COVID-19 di Kota Pariaman berubah menjadi orange atau merah maka pihaknya kembali menyesuaikan dengan surat keputusan empat menteri yaitu dilaksanakan belajar daring.

Sementara Kepala SDN 19 Kampung Baru Kota Pariaman, Azral Malvinas mengatakan pihaknya meminta kepada siswa sebelum datang ke sekolah untuk sarapan di rumah dahulu.

"Namun bagi yang tidak sempat sarapan bisa juga membawa bekal ke sekolah," ujarnya.

Ia menyampaikan pihaknya memperbolehkan siswanya makan dan minum bekal yang dibawanya yang di bawa dari rumah selama proses belajar mengajar.

Kepala SMPN 2 Pariaman Wismardi mengatakan seminggu yang lalu pihaknya telah melaksanakan belajar tatap muka di sekolah namun hanya untuk siswa kelas 9 (3 SMP) guna persiapan ujian nasional.

"Hal itu pun mendapat respon positif dari siswa dan orang tua siswa," kata dia.

Dalam proses belajar mengajar pun, lanjutnya pihaknya menerapkan protokol kesehatan dan memperbanyak lokal untuk belajar guna mengurangi jumlah siswa dalam satu ruangan.