Pasar Kandidat Capres yang Terbuka

SHARE

Ilustrasi


CARAPANDANG.COM – Politik adalah medan pertarungan opini. Maka tak mengherankan jika opini saling berbalas-balasan, melakukan aksi dan reaksi. Dengan maraknya media sosial ‘politik tagar’ menjadi kanal bagi arus opini tersebut. Sempat terpantik di publik bahwa Joko Widodo akan menjadi calon presiden tunggal. Bangunan idenya diperkuat, mulai dari hasil survei kepuasan kinerja hingga sulitnya menantang mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Kedinamisan politik lalu berjalan. Prabowo Subianto diusung sebagai capres. Meski hingga kini belum terbentuk secara legal formal koalisi yang memajukan mantan tokoh militer tersebut. Namun kebekuan di pasar politik telah mencair, dan nuansa kompetisi terhidang.

Poros ketiga yang sempat turun naik secara isu mendapatkan amunisi baru dengan ide memajukan Amien Rais sebagai calon presiden. Tokoh reformasi ini dikenal gigih menyuarakan nasionalisme, ketidak adilan, serta menunjukkan perjuangannya kepada umat muslim. Publik pun merespons variabel kemungkinan baru ini. Sukses Mahathir Mohamad yang turun gunung di usianya yang telah mencapai 92 tahun pun menjadi studi perbandingan. Pasar politik kembali riuh membaca peta kemungkinan ini.

Begitulah kiranya demokrasi yang fluid dan menyajikan aneka kemungkinan. Alangkah membosankannya jika politik hanya satu arah dengan satu tokoh yang layak di pucuk. Bukankah kita pernah mengalaminya di masa Orde Baru? Dan peta kompetisi yang terbuka merupakan salah satu keunggulan dari demokrasi yang diperjuangkan.