Pemimpin Mesir dan Sudan Gelar Pertemuan Bahas Hubungan Bilateral

SHARE

istimewa


CARAPANDANG - Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi dan Ketua Dewan Kedaulatan Sudan Abdel Fattah Al-Burhan yang sedang berkunjung pada Selasa (29/8) membahas hubungan bilateral dan perkembangan terbaru dalam krisis Sudan.

Seorang juru bicara kepresidenan Mesir mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa selama pertemuan di kota pesisir New Alamein itu, Sisi memprioritaskan ikatan historis dan hubungan yang mendalam antara negaranya dan Sudan di tingkat resmi dan populer.

Sisi juga menegaskan posisi solid Mesir untuk berdiri berdampingan dengan Sudan serta mendukung keamanan, stabilitas, persatuan, dan integritas teritorialnya, terutama dalam situasi kritis saat ini, menurut pernyataan tersebut.

Sementara itu, Al-Burhan, yang juga merupakan Komandan Jenderal Angkatan Bersenjata Sudan (Sudanese Armed Forces/SAF), berterima kasih kepada Mesir yang telah mendukung keamanan dan stabilitas Sudan pada "momen bersejarah yang sedang dilaluinya," terutama dengan menampung warga negara Sudan.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin itu juga meninjau perkembangan di Sudan dan membahas berbagai cara untuk menjamin bantuan kemanusiaan bagi rakyat Sudan dan upaya penyelesaian krisis Sudan.

Mereka juga menindaklanjuti mekanisme penyelesaian krisis yang diusulkan pada pertemuan yang digelar oleh negara-negara tetangganya pada pertengahan Juli di Kairo, ibu kota Mesir.

Al-Burhan tiba di New Alamein pada Selasa dalam kunjungan pertamanya sejak bentrokan antara SAF dan Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) paramiliter pada pertengahan April.

Sejak 15 April, bentrokan bersenjata yang mematikan antara SAF dan RSF di Khartoum dan sejumlah daerah lain telah menyebabkan lebih dari 3.000 orang tewas dan lebih dari 6.000 orang luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Sudan.

Lebih dari 4 juta orang telah meninggalkan rumah mereka, dengan 3,2 juta orang mengungsi di dalam negeri dan hampir 900.000 orang mencari suaka di sejumlah negara termasuk Chad, Mesir, dan Sudan Selatan, menurut perkiraan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).