Pemprov Kepri Belum Berpikir Tentang Relaksasi Protokol Kesehatan

SHARE

Plt Gubernur Kepri Isdianto memberikan sambutan saat penyerahan bantuan dari Yayasan Temasek secara virtual (istimewa)


CARAPANDANG.COM – Provinsi Kepulauan Riau disebut sebagai provinsi yang paling baik dalam melakukan penanganan COVID-19 di Indonesia. Namun, Sekretaris Daerah Privinsi Kepri, TS Arif Fadillah  mengatakan pemerintah belum akan melakukan relaksasi protokol kesehatan.

"Relaksasi, belum. Intinya protokol kesehatan terus dijaga," kata Sekretaris Daerah Kepulauan Riau, TS Arif Fadillah dalam telekonferensi usai penyerahan bantuan dari Yayasan Temasek secara virtual, Senin (18/5/2020).

Ia mengatakan sebagai provinsi garda terdepan NKRI yang berbatasan dengan 4 negara tetangga, Pemprov Kepri harus terus berhati-hati.

"Karena kami harus hati-hati, pandemi bisa datang gelombang yang kedua," kata dia.

Walau nantinya kondisi sudah relatif nyaman dengan tidak adanya penularan, namun protokol kesehatan tetap akan dijalankan selama 2 hingga 3 bulan ke depan.

Tentu saja Pemprov Kepri ingin ekonomi dan pariwisata kembali berputar seperti sedia kala. Namun, tidak serta merta dengan melakukan pelonggaran.

Ia meyakinkan seluruh pemerintah kabupaten dan kota di Kepri berkomitmen untuk menuntaskan COVID-19. Dari 7 kabupaten kota di Kepri, ada 4 daerah yang statusnya hijau tanpa satu pun pasien yang dirawat yaitu Bintan, Lingga, Natuna dan Kepulauan Anambas.

Pasien COVID-19 terdapat di Kota Batam, Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Karimun, yang semuanya memiliki rute pelayaran internasional ke Singapura maupun Malaysia.

Berdasarkan data hingga Senin siang, angka pasien sembuh di Kepri mencapai 72 persen. Dari 116 pasien positif COVID-19, 82 orang sembuh, 11 meninggal dan lainnya masih dirawat.

"Kepri urutan 1 dalam penanganan kesehatan. Bupati dan wali kota kerja keras dalam penanganan. Kami ingin Kepri cepat selesai dari COVID-19, maka kami selalu menyisir semua masyarakat dengan rapid test," kata dia.