Pengamat: Diperkirakan Penggunaan Video Conference Masing Tinggi Di Era Normal Baru

SHARE

Ilustrasi


CARAPANDANG.COM -  Pada era normal baru diperkirakan layanan video conference masih banyak digunakan. Pasalnya saat ini banyak perusahaan atau perkantoran telah memanfaatkan teknologi tersebut. 

Demikian disampaikan  pengamat telekomunikasi Nonot Harsono melalui pesan instan, di Jakarta, Sabtu (30/5). 

Menurutnya meskipun penggunaan video conference tinggi semenjak ditetapkan kebijakan bekerja dari rumah (WFH), tapi tidak serta merta langsung beralih ke teknologi tersebut. 

Dia memberikan contoh penggunaan Zoom mengalami peningkatan penggunaan sebanyak 200 kali lipat, sementara menurut Telkom, peningkatan trafik di jaringannya hanya sekitar 20 persen.

Sementara, era "new normal," yang dalam pengertian Nonot adalah "kelaziman baru" hingga "tatanan baru," menjadi waktu yang tepat bagi kantor atau perusahaan untuk mengadopsi pola kerja dengan lebih memanfaatkan teknologi.

Satu di antara yang perlu dilakukan oleh manajemen perusahaan atau kantor pemerintahan dalam memasuki era normal baru, menurut Nonot, adalah membuat peta pekerjaan baru yang memilah mana jenis pekerjaan yang bisa ditakar dengan project-based dan mana yang rutinitas clerk (surat menyurat) yang wajib hadir fisik. "Pekerjaan yang bisa dibuat project based kemungkinan besar dapat dipantau dengan Work from Home atau di luar kantor sehingga memerlukan video conference atau voice conference," jelasnya. 

"Pekerjaan yang clerk dan yang wajib hadir fisik, maka tidak memerlukan video conference; tetap memanfaatkan sistem kehadiran dengan sidik jari atau pengenalan wajah (face-recognition)," dia melanjutkan.

Dalam memasuki era normal baru di tengah pandemi Covid-19, menurut Nonot, pemerintah perlu memastikan jaringan internet Indonesia telah memenuhi tiga hal. "Pertama, ketersediaan akses, kedua, kapasitas yang cukup, dan ketiga kualitas yang memadai. Itu harus menjadi prioritas nasional," ujar dia.