Pengamat Sebut Tingginya Partisipasi Pilkada Di Kepri Tergantung Kandidat Yang Bertarung

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM -  Pengamat Politik, Yudhanto Adiputra  mengatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam pilkada di Provinsi Kepulauan Riau diprediksi akan rendah. Hal ini dipengaruhi dari para calon kandidat yang akan bertarung yang kurang memiliki daya tarik. 

"Waspadai pemilih apatis, yang cenderung tidak menggunakan hak suara. Ini akan berubah bila figur memiliki magnet yang kuat untuk mendorong pemilih menggunakan hak suara di-TPS," jelasnya, di Tajungpinang, Selasa (7/7).

Ditambah lagi dengan pelaksanaan Pilkada di tengah pendemi Covid-19. Sehingga penyelenggara pemilu  memiliki keterbatasan dalam penyosialisasikan pilkada sementara tim kampanye dan kandidat pilkada pun mengalami kesulitan dalam menyosialisasikan visi-misi.

Namun data survei pilkada sebelumnya menyebutkan dampak sosialisasi pilkada terhadap partisipasi pemilih sangat kecil. "Dari pilkada sebelumnya memang partisipasi pemilih sudah rendah. Jadi bukan disebabkan oleh sosialisasi yang tidak maksimal, melainkan daya tarik pemilih terhadap kandidat pilkada yang tidak menonjol," katanya.

Dalam Pilkada Kepulauan Riau pada 2006, 2011, dan 2015, partisipasi pemilih tidak mencapai 50 persen. Dari data, pemilih menggunakan hak suara bukan disebabkan keberhasilan penyelenggara pemilu dalam menyosialisasikan pilkada, melainkan mesin politik partai dan kandidat pilkada yang bertarung mendorong mereka untuk ke-TPS.

Karena itu, kata dia calon gubernur maupun calon wakil gubernur harus mampu berinovasi, terutama di saat pandemi Covid-19. Sosialisasi dengan model lama, yang menampilkan wajah kandidat pilkada yang kaku sudah terbukti tidak membawa hasil yang maksimal. Kandidat pilkada mungkin harus mencoba gaya sosialisasi yang menarik, dengan memanfaatkan fasilitas internet. Kesan yang ditampilkan dalam video singkat yang disiarkan itu sebaiknya lebih menarik, unik, dan lucu.

"Jangan lagi menampilkan foto yang terkesan 'jaim' dan kaku, karena tidak menarik. Mungkin perlu dicoba dengan menggunakan Tik Tok sebagai 'new media' untuk menarik perhatian pemilih. Seberapa efektifkah ini? Saya pikir ini perlu dicoba," ucapnya.