Pesona Yogyakarta Warnai Upacara Penutupan O2SN 2018

SHARE

Tari Bekakak (ditpsmp)


CARAPANDANG.COM - Apa yang terbayang di benak Anda ketika mendengar kata ‘Yogyakarta’? Gudeg, bakpia, Sheila On 7, keraton, Malioboro, kota seni dan budaya, kota pendidikan? Mungkin saja deretan kata tersebut menjadi top of mind jawaban. Yang jelas pada Upacara Penutupan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2018 paduan antara seni, budaya, pendidikan bersenyawa dengan indahnya.

“Kita akan mengakhiri O2SN tahun 2018 yang dilaksanakan selama seminggu di Yogyakarta ini dan saya yakin kepada adik-adik semuanya para peserta bisa melihat apa yang kalian alami di Yogyakarta ini, kota yang penuh seni, penuh budaya, dan juga dikenal sebagai provinsi pendidikan,” puji Dirjen Dikdasmen Kemendikbud Hamid Muhammad pada Upacara Penutupan O2SN 2018 di GOR Among Rogo, Jumat malam (21/9/2018).

Upacara Penutupan O2SN ke-XI secara resmi dimulai saat Dirjen Dikdasmen Kemendikbud Hamid Muhammad beserta rombongan, Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X datang ke GOR Among Rogo.

Untuk menjalin tali kasih dan persahabatan, maka terdapat penyerahan cenderamata dari Disdikpora DIY kepada perwakilan Disdikpora dari 33 provinsi lainnya. Cenderamata berupa ikon Tugu Yogyakarta dalam bentuk mini sebagai perlambang penyambung tali kasih. Tenun kebangsaan, persatuan dan berada di Negara Kesatuan Republik Indonesia pun terasa kuat dengan pesan tersebut.

Sri Sultan Hamengkubuwono X memberikan pidato sambutan. Dari ajang O2SN ini diharapkan dapat membangun watak bangsa.

“Saya ucapkan selamat atas keberhasilan O2SN 2018 ini. Semoga suasana Yogyakarta, selain memberikan kesan, juga membawa pesan betapa pentingnya peningkatan prestasi olahraga sebagai sarana membangun watak bangsa yang gigih, tak kenal menyerah sebelum hasilnya tercapai,” tutur Gubernur Provinsi DIY ini.

“Sedangkan untuk para peraih medali saya ucapkan selamat dan sukses, dengan harapan terus berkelanjutan meningkatkan prestasinya. Sebaliknya, bagi yang kalah harus menerima kekalahan itu secara sportif sebagai cambuk untuk bangkit kembali,” pesan Sri Sultan Hamengkubuwono X seperti dilansir situs ditpsmp.

Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk kemudian secara resmi menutup O2SN ke-XI ini.

Upacara Penutupan O2SN lalu dilanjutkan dengan pengumuman Juara Umum. Provinsi Bali dinobatkan sebagai Juara Umum O2SN 2018 dengan  raihan 17 medali emas, 4 medali perak, 11 medali perunggu; peringkat dua ditempati Provinsi Jawa Timur dengan 16 medali emas, 12 medali perak, 13 medali perunggu; peringkat ketiga yakni Provinsi Jawa Tengah dengan 16 medali emas, 9 medali perak, 9 medali perunggu. O2SN pun resmi memiliki juara umum baru yakni Provinsi Bali.

Piala Bergilir O2SN diserahkan oleh Gubernur Provinsi DIY kepada Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Provinsi Bali Gede Agus Rai. Kemudian pencahayaan di GOR Among Rogo diredupkan, pesona budaya ditampilkan melalui Tari Bekakak oleh Duta Seni Pelajar DIY 2018.

Saparan bekakak merupakan sebuah upacara adat yang digelar oleh masyarakat Ambarketawang, Gamping, Sleman, pada setiap tahun di bulan sapar dalam kalender Jawa, guna mengenang jasa seorang abdi dalam kesayangan Sri Sultan HB I, yakni Ki Wirosuto.

Ki Wirosuto meninggal setelah tertimpa reruntuhan batu gamping. Setelah kejadian meninggalnya Ki Wirosuto tersebut, Sri Sultan HB I memberikan titah kepada rakyat Ambarketawang, agar masyarakat menggelar saparan bekakak.

Bekakak merupakan bentuk wujud sepasang manusia yang terbuat dari nasi ketan, berisi gula Jawa, sebagai perwujudan Ki Wirosuto dan istrinya.

Pertunjukan Tari Bekakak itu pun meninggalkan kesan mendalam bahwasanya Yogyakarta merupakan kota seni, budaya dan pendidikan. Terima kasih O2SN 2018 di Yogyakarta, sampai jumpa di O2SN 2019!