Politik Dagang Sapi Masih Terjadi di Zaman Now?

SHARE

Politik (brainscape)


CARAPANDANG.COM – Dalam politik, rivalitas dan kawan bisa jadi berbeda-beda tergantung pada termin waktu. Dalam acara Mata Najwa, Presiden Joko Widodo mengungkap komunikasi dengan dua partai politik yang berada di garis oposisi yakni Gerindra dan PKS. Sekalipun mungkin Gerindra dan PKS berseberangan dengan kubu Joko Widodo di Pilpres 2019, namun komunikasi itu pernah terjadi. Politik memang seni kemungkinan.

Beberapa tokoh dalam lanskap politik Indonesia diantaranya memperlihatkan loncatan antara rivalitas dan kawan. Anies Baswedan, Ahok merupakan diantaranya. Anies pernah menjadi juru bicara pemenangan Jokowi-JK yang kala itu berhadapan dengan kubu Prabowo-Hatta Rajasa. Sedangkan Ahok pernah bergabung di Partai Gerindra, untuk kemudian menjadi rival di Pilgub DKI Jakarta 2017.

Dengan basis ideologi, program kerja, meritokrasi yang belum termapankan di partai politik Indonesia maka pendulum rivalitas-kawan ini rasanya masih akan terus terjadi. Kepentingan menjadi kata yang dapat menyatukan.

Pilihan untuk bergabung dalam suatu koalisi bisa jadi lebih berdasarkan perhitungan menang-kalah dibandingkan ideologi ataupun program kerja. Pada akhirnya politik tak lebih dari politik dagang sapi. Bagi-bagi kursi untuk kemudian menjadi fungsi turunan dari politik yang hulunya semacam itu.

Tentu mimpi besar politik untuk menghadirkan kebaikan bersama perlu untuk diingatkan. Dikarenakan politik dagang sapi yang telah terjadi di era Orde Lama, hingga zaman now masih dapat terjadi.