Politik Ilusi dan Pemimpin yang Itu-itu Lagi

SHARE

Ilustrasi (Arfianingrum Pujiastuti)


CARAPANDANG.COM – Politik memiliki daya ilusinya tersendiri. Bagaimana menggiring opini publik serta seolah tidak ada pilihan lainnya. Sebut saja di masa Orde Baru dengan istilah berikan kepemimpinan pada yang sudah teruji dan berpengalaman. Narasi yang dikembangkan tersebut cukup “mengekalkan” kepemimpinan Soeharto selama lebih dari 3 dekade.

Pemilihan langsung juga berdampak pada maraknya survei. Survei yang mengumumkan soal elektabilitas politikus dan partai politik diantaranya dapat membawa bandwagon effect. Hasil survei yang dirilis juga mengkerucutkan pilihan pada beberapa orang. Narasi yang ada memberikan perkiraan dan bahkan mensimulasikan mengenai pilihan politik.

Ilmu politik sebagai ilmu pengetahuan tentu membutuhkan pendekatan yang ilmiah, terukur. Namun segala macam pendekatan ilmiah tersebut menimbulkan celah tersendiri ataupun kemungkinan penyimpangannya. Hasil survei diantaranya dapat “menyandera” publik pada pilihan yang itu-itu. Sebut saja dengan tokoh politik yang diperkirakan akan maju dalam pemilihan, sejumlah nama yang itu-itu muncul lagi dan lagi. Pilihan politik seakan menjadi begitu terbatas.

Maka bermunculannya sejumlah nama lainnya dalam kontestasi politik sesungguhnya menyegarkan dan mengingatkan bahwa negeri ini memiliki stok kepemimpinan yang beragam. Mungkin ada beberapa pihak yang memandangnya sebagai “kegenitan” dan tidak tahu diri dengan diusungnya berbagai tokoh lainnya tersebut. Tidak tahu diri, dikarenakan menurut survei elektabilitasnya rendah – demikianlah kira-kira pendapat yang dikembangkan.

Maka 9 nama capres/cawapres dari PKS, Cak Imin, TGB,  bahkan Sam Aliano sesungguhnya mengingatkan kembali tentang hakikat demokrasi bahwa sesungguhnya Indonesia yang dihuni oleh puluhan juta penduduk memiliki stok kepemimpinan. Kepemimpinan di tingkat nasional tak sekadar Jokowi ataupun Prabowo. Maka filosofi mengenai stok kepemimpinan Indonesia yang beragam inilah yang perlu tetap diingat di tengah hingar bingar survei dan calon pemimpin nasional yang itu-itu lagi.