Preiden Turki Minta Uni Eropa Lebih Banyak Beri Dukungan Pengungsi Suriah

SHARE

istimewa


CARAPANDANG.COM- Presiden  Turki Recep Tayyip Erdogan menuntut Uni Eropa dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) memberi lebih banyak dukungan untuk pengungsi Suriah. Meskipun Eropa marah dengan keputusan Turki untuk membuka perbatasannya ke Eropa, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu

"Sangat penting bahwa dukungan yang kami minta dipenuhi tanpa penundaan lebih jauh," kata Erdogan mengatakan hal itu kepada para wartawan usai pertemuan dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg di Brussels.

Presiden Turki minta lebih banyak bantuan untuk mengurus jutaan pengungsi Suriah di negaranya. Namun baru-baru ini dia membuat gusar mitra-mitra baratnya ketika dia merealisasikan ancaman yang sudah lama, yaitu membuka perbatasan Turki dengan Eropa.

Erdogan mengatakan, Ankara sudah tidak bisa lagi mematuhi persetujuan 2016 yang memblokir migran di Turki untuk melakukan perjalanan ke dalam wilayah Uni Eropa.

Ribuan migran sejak itu telah berkumpul di perbatasan Turki dan Yunani, sehingga memaksa penguasa Yunani untuk menembakkan gas air mata untuk menghentikan arus migran itu.

Erdogan mengatakan Ankara tidak bisa lagi mematuhi UU 2016 yang mencegah para migran di Turki melakukan perjalanan ke Uni Eropa.

Menurut perjanjian 2016, Uni Eropa sedianya memberi Turki sekitar US$ 6,8 miliar untuk membiayai perumahan dan pendidikan bagi para migran. Namun Ankara mengatakan belum menerima dana itu.

"Saya harap saya kembali dari Belgia dengan hasil berbeda," kata Erdogan di tengah berbagai seruan dari pemerintahannya mendesak Yunani untuk membuka perbatasannya.

Ribuan pengungsi telah tiba di perbatasan timur Turki melalui jalur darat dan laut, dan telah berkemah sejak pekan lalu, berharap untuk melakukan perjalanan ke Yunani dan pada akhirnya ke negara-negara Eropa Barat lainnya.