Presiden Enggan Komentar Masalah Rekaman Antara Menteri Rini dan Sofyan Basir

SHARE

Presiden Jokowi dalam sebuah kesempatan (IG Jokowi)


CARAPANDANG.COM - Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) enggan berkomentar masalah beredarnya rekaman Anatar Menteri BUMN, Rini Soemarno dan Direktur Utama PT PLN, Sofyan Basir. Jokowi memilih diam dan menanti semuanya jelas, baru akan berkomentar.

"Saya tidak mau komentar sebelum semuanya jelas," ucap Jokowi singkat usai menghadiri acara Musrenbangnas RKP 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (30/4/2018). 

Rekaman suara antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Direktur Utama (Dirut) PT PLN (Persero) Sofyan Basir soal bagi-bagi jatah (fee) viral di media sosial (medsos). Rekaman percakapan ini mengundang reaksi dari berbagai kalangan, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun Jokowi enggan berkomentar panjang lebar sebelum kasus ini terang benderang. 

Sementara itu, seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Rini dan Sofyan merasa dizolimi dengan beredarnya rekaman tersebut. Menurut Rini, rekaman yang beredar tidak utuh, alias dipotong-potong, sengaja untuk menzolimi dirinya. Untuk itu, dia mengaku akan menempuh jalur hukum atas pencemaran nama baik.

"Iya kita mau coba jalur hukum. Jadi sekarang terus terang dari Pak Sofyan juga akan melakukan. Tapi saya bilang, saya juga akan melakukan, karena itu juga bicarakan nama baik saya sebagai keluarga, jadi ya saya juga akan mulai jalur hukum," kata Rini.

Dijelaskannya, konteks utuh dari pembicaraan itu sebenarnya mengenai rencana PLN dan Pertamina menjadi offtaker dari salah satu proyek storage gas. Di situ Rini menginstruksikan kepada PLN dan Pertamina untuk memiliki saham dari proyek tersebut. Dengan begitu, dua BUMN bisa memperoleh keuntungan.

Namun dari rekaman viral tersebut seolah-olah Rini dan Sofyan yang memiliki kepentingan pribadi untuk bisa mendapatkan fee dari proyek tersebut.

"Iya, dipotong-potong bikinnya. Sepertinya Pak Sofyan yang minta dan saya yang minta, padahal kita selalu jelaskan kita selalu berjuang untuk BUMN, bagaimana BUMN agar lebih baik ke depan sehingga bumn bisa survive 100 tahun ke depan. Itu komitmen kita sebagai seluruh direksi BUMN," pungkas Rini.

Sebelumnya beredar rekaman perbincangan Menteri BUMN Rini Soemarno dengan Dirut PLN Sofyan Basyir.

Dalam rekaman sejak Jumat (27/4/2018) itu,  Rini dan Sofyan berbicara mengenai "bagi-bagi saham" yang menurut Sofyan, masih terlalu kecil. Padahal, PLN, katakanlah cukup berjasa pada bisnisnya.

Sofyan sempat menyebut nama Ari. Namun tidak terungkap siapa Ari tersebut. Tak jelas pula, untuk apa PLN memperebutkan saham perusahaan yang sudah difasilitasi tersebut.

Percakapan tersebut diunggah dalam dua video. Namun, dalam video kedua, ada kalimat Sofyan yang hilang.

Berikut isi percakapan yang diduga menteri Rini dan Sofyan yang dikutip dari Kompas:

Rini: Ya, ya. Kemarin ngomong sama bapak kemarin, yang penting ginilah, udahlah, sebaiknya yang harus ambil ini dua, Pertamina sama PLN. Jadi dua-duanya punya saham lah pak, begitu.

Sofyan: Dikasih kecil kemarin saya bertahan Bu, ya kan beliau ngotot. (Gimana sih Sof, katanya. Loh, pak, ini kan kalau gak ada PLN kan bapak gak ada juga semua bisnis)
 
Rini: ....sama PLN...

Sofyan: PLN... Waktu itu saya kan ketemu Pak Ari juga, Bu. Saya bilang, Pak Ari, mohon maaf, masalah share ini kita duduk lagi lah Pak Ari.

Rini: Saya terserah bapak-bapak lah, saya memang kan konsepnya sama sama Pak Sofyan

Sofyan: Betul