Pria Jepang Pergi Ke Bar, Sengaja Tularkan Virus Korona

SHARE

Pria Jepang Pergi Ke Bar, Sengaja Tularkan Virus Korona


CARAPANDANG.COM - Seorang pria Jepang berusia 50 tahun yang dites positif terkena virus Korona jenis baru atau COVID-19 marah dan kecewa. Dia tak terima dinyatakan telah terinfeksi virus Korona. Sebagai pelampiasan amarahnya, dia sengaja pergi ke bar yang banyak pengunjung untuk menyebarkan virus Korona.

Sebelumnya pria Jepang itu tidak menunjukkan gejala terkena virus Korona. Namun, dia kemudian diuji di sebuah rumah sakit di Kota Gamagori, Jepang pada Rabu (4/3). Itu dilakukan setelah kedua orang tuanya yang tinggal bersamanya terinfeksi virus Korona. Dan, hasilnya pria tersebut positif terkena COVID-19. Hal ini seperti dilansir dari Mirror, Senin (9/3).

Setelah dites positif terkena virus Korona, pria itu disuruh menunggu di rumah sampai dokter dapat menemukan ruang untuk fasilitas medis. Bukannya mengikuti saran dokter, pria itu justru memutuskan untuk naik taksi ke bar Izakaya (bar informal Jepang) yang menyajikan minuman beralkohol dan makanan ringan.

“Saya akan menyebarkan virus,” kata pria tersebut kepada keluarganya seperti dilansir Mirror.

Dia kemudian berjalan kaki ke bar setelah turun dari Taksi. Pria yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan kepada orang-orang di sana bahwa dia telah dites positif terkena virus Korona. Setelah itu seorang anggota staf melaporkan kepada pusat kesehatan setempat.

Petugas dari Kantor Polisi Gamagori, mengenakan pakaian pelindung, tiba di bar untuk menangkap pria itu. Ternyata pria itu sudah pulang dengan taksi. Kini, bar tersebut disterilisasi. Karyawan serta pelanggan menjalani pemeriksaan medis.

Wali Kota Gamagori, Toshiaki Suzuki menyesalkan kejadian tersebut. “Sangat disesalkan bahwa pria itu tidak tinggal di rumah seperti yang diperintahkan petugas medis,” ujarnya.

Jumlah kasus positif virus Korona di Jepang per Senin (9/3) 1.198. Dari total itu, 696 orang berasal dari kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di pelabuhan Yokohama, selatan Tokyo. Banyak sekolah di kota-kota besar di Jepang menyediakan ruang kelas terbuka untuk siswa setelah pemerintah memutuskan untuk menutup semua sekolah dasar dan menengah mulai 2 Maret 2020.