PSI, yang Muda yang Bermedia Sosial

SHARE

Ketua Umum PSI Grace Natalie (sindonews)


CARAPANDANG.COM – Diantara deretan partai politik yang berlaga di Pemilu 2019, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dipandang memiliki kekhasan tersendiri. Beberapa partai yang berlaga di Pemilu 2014 akan berlaga kembali di Pemilu 2019. Sementara beberapa parpol baru masih diragukan mampu bersaing di Pemilu 2019. Jika merujuk pada survei Poltracking pada 27 Januari-3 Februari 2018 menunjukkan bahwa elektabilitas PSI baru mencapai 1,1 %. Itu berarti masih di bawah electoral threshold yang ditetapkan.

Partai bernomor urut 11 di Pemilu 2019 ini berisikan para politikus-politikus muda. Seperti dilansir Kompas, Ketua Umum PSI Grace Natalie, misalnya, saat ini baru berusia 35 tahun. Pengurus daerah PSI juga rata-rata baru berusia 20-30 tahun.  Bahkan, ada aturan tertulis bahwa pengurus partai maksimal berusia 45 tahun dan tidak pernah menjadi pengurus parpol lain.

Sejak bermula ada, PSI bertekad untuk menjadi kendaraan baru, khususnya bagi anak-anak muda yang sudah tidak percaya dengan parpol lama. Dalam cara pendekatan pun gaya segar khas anak muda dilakukan. Sebut saja dengan spanduk bacaleg dari PSI yang menggunakan template desain dan kalimat yang eye catchy dan nyantel.

Media sosial pun digunakan sebagai wahana untuk menarasikan pesan. Diantaranya terkait dukungan terhadap Jokowi untuk kembali menjadi Presiden RI periode 2019-2024. PSI sendiri sesungguhnya telah menyatakan dukungan langsung agar Jokowi kembali menjabat sebagai presiden sejak tahun 2017.

Dalam kunjungan pengurus PSI (Grace Natalie, Raja Juli Antoni, Tsamara Amany) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/2/2018) terungkap bahwa strategi pemenangan yang akan dilakukan PSI untuk memenangkan Jokowi yakni melalui kampanye via media sosial.

"Kami tadi juga presentasi keberhasilan kami di medsos dan Pak Jokowi senang dengan hal itu. Karena Pak Jokowi sadar milenial presentasinya pada 2019 sangat besar," kata Tsamara seperti dilansir Kompas.

Rangkaian kerja, kerja, kerja dari Jokowi akan diamplifikasi melalui media sosial.

"Apalagi Pak Jokowi punya kinerja yang sangat baik, punya prestasi. Tinggal bagaimana kami mengemas konten tersebut di media sosial agar lebih banyak anak muda yang sadar, ini loh Presiden kalian betul betul berprestasi dan layak dipilih kembali," kata Tsamara.

Realitas di Kotak Suara atau Ramai di Media Sosial?

Dengan caleg yang diisi orang muda serta penggunaan media sosial, pertanyaannya mampukah PSI meng-grab para pemilih di segmen orang muda? Mampukah PSI juga untuk merengkuh suara di usia yang lebih senior? Jika ditilik dari sejumlah nama bacaleg terdapat sejumlah nama populer seperti Giring Ganesha, Tsamara Amany, Isyana Bagoes Oka, Hariyanto Arbi. Mampukah nama-nama populis tersebut berkorelasi terhadap realitas di kotak suara? Dan tentu saja mampukah PSI untuk menghadirkan realitas pendukung di kotak suara?