Rencana Belum Matang, DPRD Khawatirkan Penyelenggaraan Vaksinasi Covid-19 Di Jawa Barat

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM -  Pemerintah pusat maupan pemerintah daerah harus mematangkan rencana vaksinasi Covid-19 di Provinsi Jabar sebaik mungkin. 

Permintaan ini disampaikan Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Siti Muntamah  di Bandung, Jumat (13/11). 

Dia mengatakan vaksinasi Covid-19 tidak hanya sebatas menggambarkan mengenai waktu dan jumlah vaksin yang akan diberikan. "Yang itu pun masih saja belum jelas," tegasnya. 

Dia menginginkan ada sebuah klarifikasi jelas dari pemerintah terkait rencana vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat. Bukan hanya menyampaikan dalam waktu dekat akan pemerintah akan melakukan vaksinasi kepada warga. 

"Jadi bukan hanya menyampaikan sebentar lagi akan divaksin. Sebanyak sekian juta itu untuk siapa saja, evaluasi seperti apa, karena semuanya ini masih gelap," ujar politisi perempuan dari Fraksi PKS DPRD Jabar ini. 

Maka itu, dia mengkhawatirkan penyelenggaraan vaksinasi Covid-19 di Jawa Barat karena hingga kini perencanan-nya belum juga matang. "Kalau kita lihat berita vaksin ini masih sangat simpang siur. Mulai dari untuk siapakah prioritas-nya, berapa jumlahnya, kemudian melihat yang sudah divaksin dampaknya seperti apa, masih belum jelas," tutur dia.

Menurut dia Pemprov Jabar masih harus bekerja keras meningkatkan angka kesembuhan pasien Covid-19  dan di sisi lain juga harus mencermati serta mewaspadai kenaikan kasus kematian yang tergolong cukup tinggi.

"Itu saya melihat dan berharap angka Covid-19 terus melandai ya. Namun kalau sekarang angka kematiannya naik. Angka kematian naik ini karena klaster-nya sudah masuk klaster keluarga," ujar Siti Muntamah.

Dia mengatakan bahwa dengan banyaknya klaster keluarga dan ini berarti golongan orang tua yang selama ini terjaga keamanannya di rumah semakin terancam oleh penularan dari anggota keluarganya yang berusia lebih muda dan kembali beraktivitas di masa adaptasi kebiasaan baru.

"Orang yang kita sembunyikan, yang kita lindungi itu, adalah yang banyak kena sekarang. Kalau orang mudanya yang tertular, dia masih kuat, tinggal diisolasi dengan diberi makanan bergizi, bisa sembuh. Tapi kalau orang tua, akan repot," katanya.

Siti mengatakan contohnya di Kota Bandung, sebelum AKB diberlakukan angka kematian total-nya masih sekitar 30 orang, namun setelah AKB diberlakukan angka kematian bertambah total-nya jadi 91 orang pada Minggu (8/11).

Angka kematian pasien Covid-19 di Jabar sendiri sudah mencapai 761 kasus dan penambahan per harinya beragam, mulai dari bertambah dua pasien meninggal pada 1 November 2020 bertambah 11 kasus meninggal pada 2 November 2020. Kemudian selanjutnya secara berurutan bertambah lima kasus, 15 kasus, dan sembilan kasus setiap harinya.