CARAPANDANG.COM - Plh. Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, mengapresiasi keberhasilan Universitas Airlangga dalam meracik obat corona dan diharapkan jangan ada kendala birokrasi yang menghambat untuk mendukung obat tersebut diproduksi massal dan diedarkan.
"Jangan ada kendala birokrasi yang menghambat, sudah sepatutnya semua pihak ambil bagian dalam keberhasilan ini," kata Saleh di Jakarta, Senin.
Dia mendorong agar pemerintah segera memproduksi obat COVID-19 itu secara massal dan BPOM diharapkan segera melakukan uji laboratorium sehingga izin produksi dan edarnya bisa dikeluarkan.
Menurut anggota Komisi IX DPR RI itu, apabila izin produksi dan izin edar sudah dikeluarkan, Satgas Penanganan COVID-19 diminta untuk segera mendistribusikan obat tersebut ke seluruh rumah sakit yang merawat pasien COVID-19.
"Per hari ini, ada 40.296 pasien COVID-19Â yang sedang dirawat di berbagai rumah sakit di seluruh Indonesia. Obat ini harus diberikan kepada seluruh pasien tersebut," ujarnya.
Saleh berharap dengan keberhasilan meracik obat COVID-19, dapat berkontribusi dalam memulihkan masyarakat yang terpapar virus corona.
Dia mengaku bangga atas keberhasilan meracik obat tersebut karena merupakan yang pertama di dunia sehingga selain bisa diproduksi untuk kebutuhan dalam negeri, Indonesia juga boleh berbagi dengan negara-negara lain.
"Sebelum vaksin ditemukan, obat ini adalah solusi yang bisa ditawarkan. Setidaknya, ini diharapkan dapat menurunkan angka kematian akibat virus corona," katanya.
Menurut dia, keberhasilan Unair itu adalah salah satu bukti bahwa perguruan tinggi sangat kontributif dalam menjawab persoalan yang terjadi di tengah masyarakat.
"Kita harus sampaikan salam hormat kepada Unair, khususnya kepada para penelitinya. Semoga penemuan ini dapat mengakhiri kekhawatiran banyak pihak akan bahaya COVID-19 yang masih merebak saat ini," katanya.
"Jangan ada kendala birokrasi yang menghambat, sudah sepatutnya semua pihak ambil bagian dalam keberhasilan ini," kata Saleh di Jakarta, Senin.
Dia mendorong agar pemerintah segera memproduksi obat COVID-19 itu secara massal dan BPOM diharapkan segera melakukan uji laboratorium sehingga izin produksi dan edarnya bisa dikeluarkan.
Menurut anggota Komisi IX DPR RI itu, apabila izin produksi dan izin edar sudah dikeluarkan, Satgas Penanganan COVID-19 diminta untuk segera mendistribusikan obat tersebut ke seluruh rumah sakit yang merawat pasien COVID-19.
"Per hari ini, ada 40.296 pasien COVID-19Â yang sedang dirawat di berbagai rumah sakit di seluruh Indonesia. Obat ini harus diberikan kepada seluruh pasien tersebut," ujarnya.
Saleh berharap dengan keberhasilan meracik obat COVID-19, dapat berkontribusi dalam memulihkan masyarakat yang terpapar virus corona.
Dia mengaku bangga atas keberhasilan meracik obat tersebut karena merupakan yang pertama di dunia sehingga selain bisa diproduksi untuk kebutuhan dalam negeri, Indonesia juga boleh berbagi dengan negara-negara lain.
"Sebelum vaksin ditemukan, obat ini adalah solusi yang bisa ditawarkan. Setidaknya, ini diharapkan dapat menurunkan angka kematian akibat virus corona," katanya.
Menurut dia, keberhasilan Unair itu adalah salah satu bukti bahwa perguruan tinggi sangat kontributif dalam menjawab persoalan yang terjadi di tengah masyarakat.
"Kita harus sampaikan salam hormat kepada Unair, khususnya kepada para penelitinya. Semoga penemuan ini dapat mengakhiri kekhawatiran banyak pihak akan bahaya COVID-19 yang masih merebak saat ini," katanya.
.jpg "Saatnya Perempuan Menjadi Subjek Pengendalian Perubahan Iklim")
.jpg "Bosannya LeBron Bertemu Nuggetts di Playoff NBA")
.jpg "Sakit Punggung Dapat Dipicu Stres")
.jpg "Liverpool Tersingkir Dari Liga Europa")
