Seluruh Dunia Kalang Kabut Hadapi Virus Corona Varian Delta

SHARE

carapandang.com


CARAPANDANG.COM - Pihak berwenang di beberapa negara mulai dari Bangladesh hingga Indonesia sampai Australia berlomba untuk menahan penyebaran virus corona varian Delta yang sangat menular.

Sedangkan Saint Petersburg Rusia mengumumkan rekor tertinggi jumlah kematian yang menunjukkan tantangan berat yang dihadapi oleh negara-negara di seluruh dunia dalam upaya untuk kembali ke kehidupan pra-pandemi.

Meski kampanye vaksinasi telah menurunkan infeksi di sebagian besar negara kaya, namun munculnya varian Delta telah memicu kekhawatiran gelombang baru virus yang telah menewaskan hampir empat juta orang.

"Saat ini banyak kekhawatiran tentang varian Delta," kata Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam jumpa pers seperti dikutip Aljazeera.com, Minggu (27/6).

Delta adalah yang paling menular dari varian yang diidentifikasi sejauh ini dan telah diidentifikasi di setidaknya 85 negara dan menyebar dengan cepat di antara populasi yang tidak divaksinasi, katanya.

Di Bangladesh, pihak berwenang mengumumkan akan memberlakukan penguncian nasional baru mulai Senin. Kantor tutup selama seminggu dan hanya transportasi terkait medis yang diizinkan.

Pembatasan baru di Sydney berlaku untuk sekitar lima juta orang, bersama dengan ratusan ribu lainnya yang tinggal di kota-kota terdekat. Sedangkan Selandia Baru mengumumkan penangguhan selama tiga hari perjalanan bebas Ke Australia, negara tetangganya yang lebih besar.

Menteri Kesehatan Australia Chris Hipkins mengatakan penangguhan itu akan memberi para pejabat waktu untuk mempertimbangkan langkah-langkah untuk membuat kondisi lebih aman, seperti pengujian pra-keberangkatan untuk semua penerbangan antara kedua negara.

Sedangkan di Indonesia, Presiden Joko Widodo mengatakan negara berpenduduk 270 juta orang itu menghadapi “situasi luar biasa”. Karena itu Jokowi berjanji untuk merespons dengan “kebijakan yang cepat dan tepat”.

Indonesia mencatat lebih dari 21.000 infeksi baru pada Sabtu sekaligus menjadi penghitungan harian tertinggi.

Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India pada bulan April, sangat menular sehingga para ahli mengatakan lebih dari 80 persen populasi perlu divaksinasi untuk menahannya. Varian itu mencakup lebih dari 90 persen dari semua infeksi baru di Inggris dan sekitar 30 persen di Amerika Serikat.

Ilmuwan Eropa memperkirakan Delta 40 hingga 60 persen lebih menular daripada varian Alpha (B.1.1.7) yang pertama kali ditemukan di Inggris.

Di Afrika Selatan, negara yang paling parah dilanda wabah di benua itu, para ilmuwan mengatakan pada Sabtu bahwa varian Delta tampaknya mendominasi infeksi baru. Pada hari Jumat, pihak berwenang mendaftarkan 18.000 kasus baru.