Serangan Terhadap Tokoh Agama Menyeruak di Tahun 2018

SHARE

Media sosial mengomentari serangan terhadap tokoh agama (the daily beast)


CARAPANDANG.COM – Serangan terhadap tokoh agama menyeruak di tahun 2018. Seperti didata Republika, setidaknya ada lima serangan terhadap tokoh agama yang terjadi. Serangan pertama menimpa Pengasuh Pondok Pesantren al-Hidayah, Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Emon Umar Basyri, Sabtu (27/1). Serangan kedua terjadi pada 1 Februari 2018 dengan korban Ustaz Prawoto, Komandan Brigade Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis). Prawoto meninggal dunia oleh serangan yang dilakukan oknum tetangga yang diduga alami gangguan kejiwaan. Kemudian ada serangan terhadap seorang santri dari Pesantren Al-Futuhat Garut oleh enam orang tak dikenal. Ada juga seorang pria yang bermasalah dengan kejiwaannya bersembunyi di atas Masjid At Tawakkal Kota Bandung mengacung-acungkan pisau.

Terakhir, pada Ahad (11/2), pendeta dan jemaat Gereja Santa Lidwina, Kabupaten Sleman, DIY, diserang. Empat jemaat luka-luka dan pendeta yang memimpin ibadah pun terluka akibat serangan menggunakan pedang.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof Din Syamsuddin menilai rangkaian kejadian tersebut dikendalikan oleh suatu skenario sistemik.

"Kejadian-kejadian tersebut sepertinya dikendalikan oleh suatu skenario sistemik yang bertujuan untuk menyebarkan rasa takut dan pertentangan antarumat beragama, dan akhirnya menciptakan instabilitas nasional," ujarnya, Senin (12/2), seperti dilansir Republika.

Skenario sistemik itu dikukuhkan dengan waktunya yang berdekatan, menyerang tokoh agama, serta pelakunya yang disimpulkan sebagai orang gila.

"Kejadian tersebut terjadi hampir bersamaan dan sama-sama menyasar lambang-lambang keagamaan, baik figur-figur agama maupun tempat ibadah. Begitu pula, pelakunya disimpulkan sebagai orang gila," ucap Din Syamsuddin.

Sementara itu Presiden Partai Keadilan Sejahtera menanggapi rangkaian kejadian tersebut melalui akun twitter-nya (@msi_sohibuliman):

“Rangkaian teror menghantui. Sekian ustadz n kyai dianiaya dg sajam, bahkan ada yg wafat. Lalu jemaat n pimpinan misa gereja jg diserang dg sajam. Siapa yg bermain? Smg rakyat tdk mudah diadu domba dg SARA n aparat lbh sigap serta tdk mudah beri keterangan yg sumir. #LawanTeror,” tulis Sohibul Iman.