Soal Prabowo Pakai Kosultan Asing, BPN: Jokowi Sedang Tebar Kebohongan

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM -  Tuduhan yang disampaikan oleh Capres nomor urut 01 soal pasangan Prabowo-Sandi menggunakan konsultan asing dalam pertarungan Pilpres 2019 merupakan tuduhan yang asal bicara. Dan Jokowi sendiri sebenarnya yang sedang menebar berita bohong kepada masyarakat Indonesia. 

Hal ini disampaikan  Direktorat Luar Negeri Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Irawan Ronodipuro  di Jakarta, Rabu (6/2). 

Irawan mengatakan seharusnya isu-isu yang berbau kebohongan dan fitnah seharusnya jangan disebar luaskan di tengah-tengah masyarakat.  Sebab, ini bisa menggangu suasana demokrasi yang diharapkan terus berlangsung damai hingga pemilu berakhir. 

"Jadi, saya sebagai Direktur luar negeri BPN tahu betul bahwa kita tidak ada sama sekali konsultan asing," tegasnya. 

Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa di BPN di isi oleh anak-anak muda yang memiliki kualitas pendidikan yang mumpuni. Dan banyak dari mereka menempuh pendidikan di luar negeri. "Saya bisa memastikan kita tidak menggunakan konsultan politik asing. Maka pernyataan Presiden itu salah," imbuhnya. 

Dia menjelaskan, isu ini muncul pertama kali muncul ketika pertama kali ada potongan video seorang pejabat dari Kedutaan Besar Rusia menyalami Prabowo sebelum capres nomor urut 02 tersebut menyampaikan pidato 'Indonesia Menang' di JCC, Jakarta (14/1).  Saat itu, lanjut Irawan, pihaknya mengundang sejumlah beberapa pejabat tinggi dari kedutaan besar negara sehabat. Dan ada 13 perwakilan yang datang. 

"Jadi siapa yang memberikan masukan kepada presiden,  itu salah besar. Jadi, kita sesalkan tuduhan tersebut. Kita memiliki hubungan baik dengan negara itu. Hubungan diplomasi yang kita lakukan adalah hal biasa saja, yang juga dilakukan banyak partai politik, apalagi sekarang Pak Prabowo adalah calon presiden," paparnya.

 Menurut kedatangan mereka hanya untuk mengetahui program-program yang akan dijalankan oleh pasangan Prabowo-Sandi saat memimpin negeri ini. Sehingga sangat disayangkan jika kedatangan mereka digunakan alat untuk menyerang pasangan calon presiden nomor urut 02. 

"Tentu saja mereka (kedutaan besar) ingin mengetahui program-program kita. Apalagi Rusia itu adalah negara sahabat. Sayang sekali kalau pihak Jokowi menyerang seperti itu," ujarnya.