Soal Siswa Secapa AD Terkena Covid-19, Pengamat: Ini Harus Diselidiki Embrio Penyebabnya

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM - Pimpinan TNI Angkatan Darat harus menyelidiki embrio penyebab 1.280 personel di Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (Secapa AD) Bandung, Jawa Barat, positif Covid-19. 

Hal ini disampaikan pengamat militer dan intelijen Susaningtyas NH Kertopati di Jakarta, Minggu (12/7).

Selain itu dia juga meminta kedisiplinan dan kepatuhan pimpinan dan siswa Secapa dalam melaksanakan protokol kesehatan harus pula ditelisik. Apa mereka sudah benar atau belum dalam menjalankan protokol kesehatan. 

Maka itu, dia menyarankan pusat pendidikan TNI-Polri menerapkan kuliah daring. Metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) dinilai menjadi alternatif model pendidikan di masa pandemi ini.  "Memang kuliah video conference, saat ini menjadi jalan keluar. Tetapi dalam pendidikan TNI/Polri ada mata pelajaran atau perkuliahan yang menuntut tatap muka," kata Nuning.

Kasus penyebaran  Covid-19  di Secapa AD harus menjadi perhatian, walaupun TNI sudah memiliki aturan resmi menyikapi Covid-19. 

Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan kegiatan pendidikan di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) masih tetap berlanjut sesuai kurikulum.

Meski begitu, karantina bagi sekitar 1.200 personel TNI yang positif (Covid-19) itu masih tetap dilakukan di lingkungan Secapa AD dengan protokol kesehatan yang ketat. "Jadi di dalam kegiatan sehari-hari sesuai jadwal mereka, kami isolasi mereka, tapi bukan di dalam barak saja, tetap keluar (barak), kepada setiap mereka kami belikan obat, kami awasi mereka saat istirahat juga," kata Jenderal Andika di Markas Kodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Sabtu (11/7).

Kemudian pada malam hari, katanya, petugas pendidik di sana tetap mengawasi dan memastikan para siswa untuk tidur pada saatnya demi menjaga stamina tetap baik meski terinfeksi Covid-19.  "Setelah itu mereka juga olahraga, membuat mereka kelelahan," katanya.

Hal itu dilakukan karena siswa bersama staf yang dikarantina di Secapa AD tidak mengalami gejala apapun meski terinfeksi. Namun pembatasan ketat juga dilakukan agar mereka yang positif tidak berkontak dengan yang negatif. "Positif itu diagnosa, tapi secara realita mereka tidak merasakan apa-apa. Tapi tetap mereka dibatasi, supaya tidak berhubungan langsung dengan yang negatif," katanya.