Staycation TIdak Laku, Pariwisata Singapura Lemah

SHARE

istimewa


CARAPANDANG.COM - Di sejumlah negara, sektor pariwisata mulai dibuka meski masih terbatas untuk pengunjung domestik.

Hal itu dimungkinkan karena negara-negara seperti Indonesia, Jepang, atau Amerika Serikat memiliki pilihan wisata domestik yang beragam.

Namun, tak demikian dengan Singapura. Negara dengan wilayah yang lebih kecil dari New York, AS, tersebut tak memberi banyak pilihan wisata. Dengan perbatasan tertutup bagi orang asing, hotel dan tempat wisata perlu mengandalkan staycation atau berlibur dengan menetap di hotel, untuk menutupi kerugian industri pariwisata senilai US$20 miliar selama masa pandemi.

"Industri hotel hancur karena hingga 90 persen dari pemesanan kami berasal dari pelancong internasional," kata Michael Issenberg, CEO Unit Asia Pasifik Accor SA Accor SA, operator hotel terbesar di Singapura, dilansir Bloomberg, Selasa (7/7/2020).

Sektor pariwisata Singapura menghadapi tantangan yang lebih berat, karena hotel-hotel baru saja diberi lampu hijau untuk menyambut wisatawan domestik. Namun, banyak penduduk lokal memilih menyimpan uang mereka dan menunggu saat paling aman untuk berlibur ke destinasi terdekat seperti Malaysia atau Thailand.

"Masih banyak yang bisa dilihat dan alami di luar negeri dengan biaya lebih murah," kata Najeer Yusof, seorang guru di Singapura.

Meskipun negara berpenduduk 5,7 juta orang ini telah membuka kembali ekonominya setelah lebih dari dua bulan, sebagian besar perbatasan masih ditutup. Negara kota itu mencatat rekor terendah kunjungan wisawatan asing sebanyak 750 pada April 2020, turun drastis dari 1,6 juta pada bulan yang sama tahun lalu. Angka Mei sedikit lebih baik, yakni 880.

"Dalam jangka pendek, hotel, restoran, dan objek wisata dapat kembali berorientasi untuk menarik minat menginap, diskon wisata atau makanan," kata Selena Ling, kepala penelitian dan strategi perbendaharaan di Oversea-Chinese Banking Corp.

Pariwisata telah menjadi industri yang semakin penting bagi Singapura, membantu mendiversifikasi ekonomi dari kekuatan tradisional keuangannya, yakni pengiriman dan penyulingan minyak. Tempat-tempat wisata termasuk hotel dan kasino Marina Bay Sands, taman hiburan Universal Studios dan Kebun Binatang Singapura telah menarik wisatawan dari seluruh dunia.

Tahun lalu, Singapura menjadi tuan rumah dengan rekor 19,1 juta pengunjung, sementara penerimaan pariwisata naik menjadi S$27,7 miliar (US$19,8 miliar), dari S$26,9 miliar pada tahun sebelumnya. Sektor pariwisata Singapura, yang mempekerjakan sekitar 65.000 orang, memberikan kontribusi sekitar 4 persen terhadap produk domestik bruto. Singapore Tourism Board tidak melacak pangsa pariwisata lokal versus internasional.

CEO Tourism Board Keith Tan mengatakan perlu strategi khusus agar penutupan perbatasan sejalan dengan upaya menarik penduduk setempat untuk menghabiskan lebih banyak uang di dalam negeri.

"Karena itu mereka mungkin terbuka untuk mengambil cuti di kota mereka sendiri dan menemukan kembali semua yang ditawarkan Singapura," katanya.

Tan menambahkan, Singapura telah menyisihkan S$ 90 juta untuk sektor pariwisata dan sebuah gugus tugas sedang mengembangkan rencana pemulihan domestik dan internasional untuk dibagikan segera.