Sudah Kedua Kalinya Donald Trump Pakai Rapid Test Dan Hasilnya Negatif

SHARE

istimewa


CARAPANDANG.COM- Presiden AS Donald Trump mengatakan dia telah menjalani tes Virus Corona baru untuk kedua kalinya pada Kamis 2 April. Dalam uji yang dilakukannya, ia menggunakan diagnostik cepat yang menghasilkan hasil dalam waktu kurang dari 15 menit dan hasilnya menentukan bahwa dia belum terinfeksi.

"Saya pikir saya benar-benar ingin tahu untuk melihat seberapa cepat kerjanya," kata Trump, yang juga dites negatif bulan lalu setelah melakukan kontak dengan seorang pejabat Brasil yang kemudian dites positif terkena Virus Corona baru.

Dokter Trump, Sean Conley, mengatakan dalam sebuah surat yang dikeluarkan oleh Gedung Putih bahwa Trump diuji dengan tes kontak cepat baru dan hasilnya keluar dalam 15 menit.

"Dia sehat dan tanpa gejala," kata Conley.

Seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Jumat (3/4/2020), pada briefing berita harian Gedung Putih Trump mengumumkan rencana untuk mengirimkan personil militer dan federal AS dalam mengoperasikan rumah sakit darurat yang didirikan di pusat konvensi Javits Center di New York. Tujuannya adalah untuk membantu kota tersebut bergulat dengan membludaknya pasien.

Penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner, anggota gugus tugas coronavirus, mengatakan pemerintah akan mengirim ke sistem rumah sakit umum New York pasokan masker pelindung N-95 untuk membantu pekerja medis melewati bulan berikutnya.

Saat ini, New York telah menjadi pusat epidemi AS dengan lebih dari 47.000 kasus terkonfirmasi di kota itu.

Trump, yang awalnya meremehkan ancaman dari virus itu, memanfaatkan Undang-Undang Produksi Pertahanan era Perang Korea untuk mencoba memerintahkan perusahaan dalam memproduksi ventilator rumah sakit. 

Dia mengatakan dia juga menggunakan hukum untuk membuat perusahaan General Motors Co memproduksi lebih banyak masker N-95.

"Kami memiliki lebih dari 100.000 (ventilator) sedang diproduksi saat ini atau segera akan dimulai," kata Trump.

Dia mengatakan dia baru saja berbicara dengan Chief Executive General Motors Mary Barra, yang mengatakan kepadanya bahwa mereka akan segera siap untuk memulai produksi ventilator.