Sukarno dan Lagu 'Raja Negeriku'

SHARE

Sukarno (tempo)


CARAPANDANG.COM - Menarik adanya di album Seperti Seharusnya NOAH melakukan beberapa eksplorasi dalam musikalitas dan tema lagu. Pada lagu pembuka disuguhkan lagu bertema kebangsaan yakni Raja Negeriku. Lagu ciptaan Ariel dan Uki ini tampil dengan megah dan grande. Tak mengherankan dikarenakan terdapat gemuruh suara dari 200 orang penghuni lembaga pemasyarakatan Kebon Waru. Kebon Waru sendiri sempat menjadi hotel prodeo bagi Ariel dikarenakan skandal video seks yang menerpanya. Lagu Raja Negeriku juga disisipi oleh suara Sukarno pada beberapa bagian lagu. Pada intro digunakan Pidato sebulan setelah dekrit Presiden. Pada reff digunakan 63 genta suara revolusi. Pada coda digunakan Kembali ke NKRI.

Dalam wawancara via formspring, ketika ditanya tentang kategori buku yang paling senang dibaca oleh Ariel, sang frontman ini menyatakan bahwa dia menyukai buku Cindy Adams yang berjudul Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Sukarno memang mempesona dengan segala geloranya. Sukarno menurut Herbert Feith merupakan tipe pembentuk solidaritas. Sukarno menciptakan simbol dan menekankan kembali tuntutan mesianis serta janji-janji Revolusi. Seorang “pembentuk solidaritas” bicara dengan hati bergelora tentang rakyat – tentu saja “rakyat” bukan sebagai kenyataan yang terbagi-bagi, melainkan suatu keutuhan, suatu daya, suatu gairah (Goenawan Mohamad, Catatan Pinggir 2, hlm. 479). Dalam laju perjuangannya Sukarno juga lebih mementingkan untuk menggalang massa dan menggerakkannya. Berbeda kiranya dengan Hatta dan Sjahrir yang lebih memilih mendidik dan membentuk kader.

NOAH dengan menghadirkan cuplikan pidato Sukarno memberikan nafas baru dan menyegarkan kembali ingatan terhadap Sukarno. Sukarno tertampilkan dalam balutan musikalitas grup band yang memiliki basis massa penggemar signifikan. Indonesia sendiri layak berbangga memiliki presiden pertama yang pada masa mudanya telah melakukan penjelajahan intelektual terhadap karya Gladston, Beatrice Webb, Mazzini, Cavour, Garibaldi, Otto Beuer, Karl Marx, Frederich Engels, Lenin, Jean Jacques Rousseau, Jean Jaures, Danton dan Voltaire (Ahmad Suhelmi, Soekarno Versus Natsir, hlm. 14). Sosok Sukarno yang tegas dan berani berkata go to hell with your aid. Sosok yang merupakan tokoh di balik lahirnya Gerakan Non Blok ketika dunia tengah berkecamuk diantara dua kutub besar pertentangan.