Tanpa Rompi Antipeluru Ala Jokowi & Soeharto

SHARE

Soeharto menembus Sarajevo tanpa rompi antipeluru (soeharto.co)


CARAPANDANG.COM – Afghanistan tengah bergejolak kala Presiden RI Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke negeri tersebut pada Senin (29/1). Dua hari sebelum kunjungan Jokowi, terdapat serangan teror bom ambulans di Kabul yang sedikitnya menewaskan 103 orang.

Meski begitu Jokowi menolak menggunakan rompi antipeluru yang sudah disiapkan untuknya. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini merasa pengamanan yang dilakukan Afghanistan bekerja sama dengan Pasukan Pengamanan Presiden telah cukup.

"Tetapi, Presiden juga enggak pakai rompi, enggak mau pakai," kata Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (30/1) seperti dilansir Kompas.

Hal ini seakan menjadi benang merah kelanjutan dari peristiwa sebelumnya, dimana Jokowi menegaskan agar kita tidak boleh takut terhadap teror.

"Teman-teman, kan, tahu Pak Presiden kita. Ingat enggak waktu peristiwa bom Thamrin. Sebenarnya dilarang juga oleh pembantunya untuk hadir. Tetapi, kan, Pak Presiden ingin selalu dekat dengan rakyatnya, ingin menunjukkan bahwa kita tidak boleh takut teror," ungka Johan Budi.

Masih menurut eks juru bicara KPK Johan Budi, Presiden ingin menunjukkan pada dunia dan Afghanistan, komitmen pemerintah Indonesia ikut mengambil bagian dalam kaitan dengan perdamaian di Afghanistan.

Soeharto pun tanpa rompi antipeluru

Berkaca pada sejarah, bukan sekadar Jokowi yang tidak menggunakan rompi antipeluru di wilayah yang rawan secara keselamatan. Seperti diungkap mantan Sekjen Dephan  Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Presiden Soeharto ketika berkunjung ke Sarajevo pada tahun 1995 pun tidak menggunakan rompi antipeluru.

Bosnia kala itu dilanda konflik bersenjata yang dapat membahayakan nyawa. Sesuai prosedur keselamatan internasional di medan perang, semua penumpang mengenakan helm baja dan rompi yang bisa menahan proyektil M-16, kecuali Soeharto. Soeharto cuma berkopiah dan menolak mengenakan rompi seberat 12 kilogram.

"Eh, Sjafrie, itu rompi kamu cangking (jinjing) saja. Helmnya nanti masukkan ke Taman Mini (Museum Purna Bhakti) saja," ujar Soeharto seperti dilansir dari buku Pak Harto The Untold Stories karya Sjafrie Sjamsoeddin.

Alasan dari Soeharto tidak menggunakan rompi antipeluru terungkap kala Sjafrie bertanya kepada Soeharto.

"Kita ini pemimpin Negara Non Blok tetapi tidak punya uang. Ada negara anggota kita susah, kita tidak bisa membantu dengan uang ya kita datang saja. Kita tengok. Yang penting orang yang kita datangi merasa senang, morilnya naik dan mereka menjadi tambah semangat," jawab Soeharto.