Terorisme Tak Sekadar Aksi, Tapi Menebarkan Pikiran Takut

SHARE

Pemboman gereja di Surabaya (breaking news)


CARAPANDANG.COM – Aksi terorisme berjalan beruntun dalam hari-hari belakangan ini. Mulai dari mako Brimob, Depok hingga yang terkini peristiwa bom bunuh diri di gereja yang ada di Surabaya. Kecaman tentu saja diungkapkan terhadap aksi terorisme ini. Pernyataan #KamiTidakTakut juga diutarakan berbagai lini sosial yang ada di Indonesia.

Dampak dari terorisme sesungguhnya tak sekadar pada aksi, melainkan bagaimana menebarkan pikiran takut. Maka tak berlebihan pula di media sosial muncul imbauan untuk tidak memviralkan aksi-aksi terorisme. Terorisme coba untuk dicegah mendapatkan efek-efek bombastis perasaan takut yang lebih maksimal.

Itulah juga kenapa aksi terorisme menyasar pada titik-titik penting yang sekiranya akan lebih memungkinkan menjadi perhatian publik. Ada efek untuk menggaungkan aksi terorisme kemudian.

Maka sebagai anak bangsa yang baik diperlukan pemahaman mengenai konsep terorisme dan bagaimana mereka bekerja. Sehingga dengan demikian kita tidak menjadi “pion” yang lugu, yang tanpa sadar ikut membesarkan “detonasi pengaruh” dari suatu aksi terorisme.

Di samping itu aksi terorisme juga harus dilihat secara jernih. Bukan untuk mendikskreditkan suatu kelompok tertentu. Jangan lupa bahwa aksi terorisme bisa jadi sesungguhnya “mainan politik” untuk mengucilkan dan membesarkan salah satu pihak. “Bisnis konflik” melibatkan uang dan pengaruh dalam jumlah yang besar. Maka pertarungan ide, informasi, sesungguhnya penting juga untuk dipahami sebagai warga negara dalam menyikapi aksi terorisme.