Tokoh Bima, Inspirasi Sukarno

SHARE

Sukarno-Soeharto (historia.id)


CARAPANDANG.COM - Kakek Sukarno, sebagaimana ayahnya, adalah seorang Jawa fanatik terhadap wayang. Terhadap cucunya itu, ia berusaha mewariskan kecintaannya pada mitologi klasik Jawa itu. Di saat tinggal bersama kakeknya ini, Sukarno kecil seringkali diperkenankan menonton pagelaran wayang yang berlangsung sejak senja hari sampai menjelang pagi.

Saat itu pula, Karno, nama kecil Sukarno, mulai menginternalisasikan cerita-cerita wayang ke dalam dirinya. Ia mulai menjadi pecinta wayang yang fanatik, dan mengagumi falsafah-falsafah ceritanya. Di antara cerita-cerita wayang tersebut, kisah perang Mahabarata dan Ratu Adil merupakan kisah-kisah yang paling memukau Sukarno.

Dalam kisah Mahabarata, Bima, tokoh wayang yang dikagumi Sukarno, berperan sebagai pejuang sejati membela Pandawa. Bima dilukiskan pejuang suci, pemberani, tidak kenal kompromi dengan lawan-lawannya, tetapi selalu siap bermufakat dengan mereka yang segolongan dengannya. Dalam diri Bima tercermin watak pejuang militan (crusader) dan tokoh sinkritis. Dalam diri tokoh Pandawa ini Soekarno mengidentifikasi ketokohan dirinya (Ahmad Suhelmi, Soekarno Versus Natsir, hlm. 10).

Dalam kajiannya mengenai proses sosialisasi politik Sukarno, Bernhard Dahm mencoba membuktikan bahwa perjuangan Bharatayudha ini telah memberikan nilai-nilai perjuangan kepada Sukarno di masa kanak-kanaknya sebelum ia terjun ke gelanggang politik di kemudian hari. Keinginan Sukarno berjuang demi kemerdekaan Indonesia lepas dari penjajahan asing, merupakan pencerminan dari nilai-nilai wayang yang diserapnya di masa anak-anak, saat ia menonton pertunjukan wayang semalam suntuk. Figur Bima telah memberikan pengaruh mistis pada Sukarno lebih dari figur-figur wayang lainnya. Oleh karena itu menurut Dahm, “tidak ada jalan lain yang lebih baik untuk memahami Sukarno kecuali melalui Bima,” tokoh wayang yang dikaguminya itu (Bernard Dahm, Soekarno and The Struggle for Indonesia Independence, hlm. 25). Pemikiran Sukarno serta tindakan-tindakan politiknya yang tidak kenal kompromi terhadap kolonialisme dan imperialisme tetapi selalu berusaha melakukan kompromi terhadap mereka yang segolongan dengannya merupakan pengaruh figur Bima terhadap dirinya (John D.Legge, Sukarno: Sebuah Biografi Politik, hlm. 34).