Virus COVID-19 Tidak Menempel Pada Partikel Asap Dari Potensi Karhutla

SHARE

Dokter paru Rumah Sakit Persahabatan dr. Andika Chandra Putra berbicara dalam sebuah acara PDPI di Jakarta (istimewa)


CARAPANDANG.COM – Dokter paru Rumah Sakit Persahabatan dr. Andika Chandra Putra memperkirakan virus SARS-CoV-2 tidak menempel pada partikel asap dari potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) karena asap tersebut bersuhu tinggi sehingga tidak memungkinkan COVID-19 berkembang biak.

"Logikanya kalau itu merupakan hasil dari kebakaran hutan, tentu suhunya tinggi. Kalau suhunya tinggi seharusnya virus bisa mati," kata Andika melalui sambungan telepon dengan ANTARA Jakarta, Jumat (17/7/2020).

Ia mengakui bahwa asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan dan lahan dapat mengganggu mekanisme pertahanan tubuh sehingga mempermudah risiko terkena COVID-19.

"Pada seseorang yang menderita COVID-19 juga bisa menjadi lebih berat lagi kondisinya karena terinhalasi zat-zat kebakaran tadi," ujarnya.

Namun demikian, ia tidak memperkirakan bahwa partikel virus SARS-CoV-2, penyebab COVID-19, dapat menempel pada partikel lain, termasuk partikel pada asap.

Ia memperkirakan bahwa partikel COVID-19 tersebut hanya akan menempel para droplet yang dikeluarkan penderita melalui batuk dan bersin yang kemudian pada droplet dengan partikel lebih besar dapat menular dalam jangkauan 1-2 meter, tetapi pada mikrodroplet dengan partikel yang lebih kecil virus tersebut dapat melayang-layang di udara selama beberapa waktu tertentu dalam jangkauan 6-10 meter.

"Jadi untuk yang large droplet-nya 1 sampe 2 meter. Tapi kalau yang mikrodroplet ini atau small droplet ini jangkauannya bisa 6 sampai 10 meter. Sehingga kalau itu berada di ruangan tertutup, risiko penularannya lebih besar," ujar Andika.