Harga BBM Naik, Ratusan Sopir Angkot Mogok "Narik"

SHARE

Sejumlah angkutan umum parkir di pingir jalan saat aksi mogok yang dilakukan oleh sejumlah pengemudi angkutan umum di depan kantor gubernur NTT di Kota Kupang (istimewa)


CARAPANDANG.COM - Ratusan pengemudi angkot di Kota Kupang menggelar aksi mogok di depan kantor Gubernur NTT, buntut belum adanya keputusan kenaikan tarif angkutan umum setelah harga BBM jenis pertalite khusus (PLK) bagi kendaraan plat kuning alami kenaikan harga.

Dedy koordinator dari ratusan pengemudi angkot Kota Kupang saat ditemui di sela-sela aksi mogok itu, di depan kantor Gubernur NTT Kota Kupang, Rabu mengatakan tak dijualnya BBM premium, membuat mereka harus beralih ke pertalite.

"Sebelumnya ada jalur khusus bagi kami pengemudi angkot yakni harga BBM pertalite Rp6.800 perliter, kini naik lagi harganya menjadi Rp7.250 perliter," kata dia.

Sementara itu, harga tarif angkutan umum di Kota Kupang hanya Rp2 ribu perorang khusus pelajar dan mahasiswa dan orang dewasa harganya tetap Rp4 ribu perorang.

Dedy mengatakan dengan kenaikan BBM tersebut seharusnya diiringi dengan kenaikan tarif dasar angkutan umum di Kota Kupang, seperti yang terjadi di kabupaten Kupang.

Pihaknya menuntut agar kenaikan tarif angkot dari semua Rp2 ribu harus dinaikan sebesar Rp3 ribu perorang, sementara untuk orang dewasa kenaikannya harus Rp5 ribu perorang.

Aksi mogok yang dilakukan di halaman kantor GUbernur NTT itu mengakibatkan ruas jalan EL Tari Kupang itu macet, sehingga membuat sejumlah polisi bekerja mengurai kemacetan yang ada.

Dedy juga mengatakan sebelum menggelar aksi mogok di halaman Kantor Gubernur NTT ratusan pengemudi angkot itu juga menggelar aksi mogok di kantor Dinas Perhubungan Kota Kupang dan juga di DPRD Kota Kupang.

"Kali ini kami datang ke kantor gubenur meminta agar gubernur NTT dapat mendengarkan keluhan kami," ujar dia.

Ia pun mengatakan saat pandemi seperti saat ini, pemasukan sangat berkurang, sehingga dibutuhkan kebijakan-kebijakan yang dapat meringankan beban ekonomi dari para pengemudi angkot itu.