Terkendala Material Pembangunan Hunian Sementara Korban Banjir HST

SHARE

istimewa


CARAPANDANG.COM - Pembangunan hunian sementara (huntara) untuk para korban banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel, saat ini terkendala minimnya tenaga tukang dan ketersediaan material bangunan.

"Kami memang mengupayakan pembangunannya cepat agar warga yang masih tinggal di tenda-tenda terpal bisa segera menempati huntara," kata Ketua Tim Relawan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Kalsel Dr Eng Akbar Rahman di HST, Senin (15/2).

Dikatakannya, Pemkab HST melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) bekerja sama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) menargetkan sebanyak 11 hingga 12 unit huntara untuk para korban terdampak banjir yang rumahnya rusak berat atau hilang.

Pihaknya memang sedikit menemukan kendala, yaitu terkait minimnya tukang yang mengerjakan dan material yang harus didatangkan dari Banjarmasin karena di HST sangat terbatas.

Selain itu, kendala lainnya yaitu naiknya harga material bangunan, kondisi cuaca yang sering hujan, serta sulitnya mobilisasi material menuju lokasi.

Meski dihadapkan beberapa masalah tersebut, pihaknya terus mencari solusi agar pembangunan bisa cepat diselesaikan.

Seperti membawa material langsung dari Banjarmasin, baik material yang dibeli tim maupun material yang diberikan berbagai pihak.

Untuk mengatasi minimnya tenaga kerja dalam pembangunan huntara, maka pihaknya juga memberdayakan warga lokal untuk terlibat dalam pembangunan tersebut.

Ditambahkannya, saat ini sebanyak lima huntara sedang dalam pembangunan. Lokasinya terletak di Desa Baru, Waki, Kecamatan Batu Benawa sebanyak tiga unit dan dua unit lainnya berlokasi di Desa Alat, Kecamatan Hantakan.

Akbar juga mengatakan, dari lima unit itu, tiga unit sumbangan dari berbagai donasi yang dikelola IAI Kalsel dan dua unit lain dibangun Dinas Perkim HST.

"Pembangunan huntara di HST direncanakan sebanyak 11 hingga 12 unit. Enam unit dibangun Dinas Perkim HST dan enam unit lainnya dibangun melalui donasi yang dikelola IAI," katanya.

Namun menurut Akbar, pihaknya tidak bisa sekaligus membangun semuanya, karena terkendala beberapa hal tersebut tadi.

"Jadi pembangunannya saat ini secara bertahap dan ditargetkan satu bulan ke depan mudah-mudahan sudah selesai," katanya.

Saat ini pihaknya juga terus membuka donasi atau bantuan kepada semua kalangan, baik organisasi, perusahaaan dan lainnya untuk kelanjutan pembangunan huntara.

Sementara Kabid Perkim HST Ahmad Syafaat menambahkan memang pihaknya menargetkan Pemkab membangun enam unit huntara, namun pihaknya baru merencanakan tiga unit dan sudah jalan.

Sedangkan, untuk tiga unit lainnya masih dikoordinasikan, karena dana yang dipakai adalah dari dana tanggap darurat BPBD.

"Jika status tanggap darurat tanggal 25 Februari 2021 ini dicabut dan tidak diperpanjang lagi, maka anggaran untuk pembangunan huntara tidak bisa dicairkan," katanya.

Jadi, pihaknya perlu koordinasi lagi dengan jajaran terkait dan nantinya dengan pemimpin baru Bupati HST. Karena masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati HST H A Chairansyah dan Berry Nahdian Forqon berakhir pada 17 Februari 2021.