Wali Kota Kendari: Uji Coba Sekolah Pertengahan Desember

SHARE

carapandang.com


CARAPANDANG.COM, Kendari - Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) Sulkarnain Kadir mengatakan uji coba proses belajar mengajar (PBM) tatap muka di tengah COVID-19 akan dilakukan oleh pemerintah kota pada pertengahan Desember 2020 mendatang.

"Mudah-mudahan ini (uji coba PBM) nanti bisa menjadi percontohan buat seluruh sekolah yang ada di Kota Kendari. Kalau nanti ini (uji coba PBM) sukses di pertengahan Desember nanti kita akan mulai," kata Sulkarnain, di Kendari, Sabtu (5/12).

Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa tidak ada pemaksaan bagi siswa untuk mengikuti uji coba PBM tersebut, jika orang tua siswa tidak menyetujui anaknya karena masih ada keraguan, maka siswa tersebut bisa mengikuti belajar mengajar secara daring.

"Kalau ini sukses mungkin kita akan perluas ke sekolah-sekolah yang lain, tetapi tetap dengan protokol kesehatan dan merubah pola belajar," ujar Sulkarnain.

Menurut dia, orang tua akan menjadi penentu apakah anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka atau secara daring.

"Bagi orangtua yang mempercayakan kepada sekolah dengan berbagi syarat dan ketentuan yang ketat, dipersilakan. Sekali lagi saya katakan, ini pilihan dan bukan paksaan," tegas Wali Kota.

Ia menyampaikan, pihak pemerintah kota belum membuka sekolah yang lain karena pihaknya tidak ingin mengambil risiko. Meskipun berada di zona hijau, namun menurut dia, hal itu belum tentu aman bagi para siswa.

"Tidak ada jaminan wilayah zona hijau itu aman. Coba kalau (wilayah) di sebelahnya merah, kemudian mobilitasnya tinggi, kita perlu tahu. Sekolah di Kendari ini walaupun ada zonanisasi, tetapi seringkali siswanya itu dari berbagai wilayah, sehingga kita tidak melihat satu aspek saja, tetapi kita mempertimbangkan semuanya," ujar dia.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) bakal memberikan izin bagi tiga sekolah menengah pertama (SMP) di kota itu untuk melakukan proses belajar tatap muka pada Desember 2020, meskipun di tengah pandemi COVID-19.

Ketiga sekolah yang akan diizinkan dibuka untuk melakukan pembelajaran tatap muka, yaitu SMP 21 Kendari, SMP 19 Kendari dan SMP Frater Kendari.

Sulkarnain menjelaskan pembukaan ketiga sekolah tersebut sebagai percobaan pembelajaran tatap muka di tengah pandemi COVID-19, namun dengan berbagai syarat yang ketat juga pertimbangan yang matang.

"Diizinkan belajar tatap muka sebagai piloting. Pertimbangannya karena memang jumlah siswa tidak banyak, kemudian yang kedua zonanya juga termasuk zona yang aman, walaupun belum hijau, tetapi masuk dalam zona yang aman. Karena setelah kita evaluasi siswanya itu domisili di sekitar sekolah," kata Sulkarnain.

Selain itu, Sulkarnain juga menyampaikan bahwa ketika sekolah itu melakukan proses pembelajaran tatap muka, maka syarat lainnya adalah setiap pertemuan wajib minimal satu kali seminggu dan maksimal dua kali dalam seminggu, dengan jumlah siswa maksimal 15 orang dalam satu kelas.

"Karena ini tidak dilangsungkan sebagaimana tatap muka seperti biasanya. Jadi ini diatur paling siswa itu mungkin hanya satu kali ataupun dua kali saja dalam seminggu untuk ke sekolahnya. Jumlahnya juga kita batasi tidak lebih dari 100 orang. Bahkan mungkin tidak lebih dari 30 orang. Satu kelas cuma 15 orang," jelas Sulkarnain.

Sulkarnain juga menyampaikan jika perkembangan kasus COVID-19 di Kota Kendari berangsur membaik, maka jika ada sekolah yang mengajukan untuk melakukan proses belajar tatap muka, akan diizinkan namun dengan berbagi syarat yang ketat, tetapi ia menekankan semua itu masih akan dievaluasi.