Minyak Menguat Dua Dolar, setelah G7 Janjikan Sanksi Baru kepada Rusia

SHARE

istimewa


CARAPANDANG.COM - Harga minyak menguat sekitar dua dolar per barel pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), di tengah prospek pasokan yang lebih ketat membayangi pasar karena negara-negara Kelompok Tujuh (G7) berjanji untuk memperketat tekanan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin sambil benar-benar menurunkan harga energi.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus menetap 1,97 dolar AS atau 1,7 persen lebih tinggi, menjadi 115,09 dolar AS per barel. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 1,95 dolar AS atau 1,8 persen, menjadi ditutup di 109,57 dolar AS per barel.

Kelompok negara kaya G7 bersumpah untuk mendukung Ukraina "selama yang dibutuhkan", mengusulkan untuk membatasi harga minyak Rusia sebagai bagian dari sanksi baru untuk memukul keuangan Moskow.

"Saya pikir jika mereka menerapkan batasan harga pada penjualan dan pembelian minyak Rusia, sulit bagi saya untuk membayangkan bagaimana ini akan diterapkan, terutama ketika China dan India telah menjadi pelanggan terbesar Rusia," kata Konsultan Minyak Andrew Lipow yang berbasis di Houston.

Analis Commonwealth Bank of Australia Vivek Dhar mencatat bahwa "tidak ada yang menghentikan Rusia dari melarang ekspor minyak dan produk olahan ke negara-negara G7 sebagai tanggapan atas pembatasan harga, memperburuk kondisi kekurangan di pasar minyak global dan produk olahan."

Komunitas internasional harus mengeksplorasi semua opsi untuk mengurangi pasokan energi yang terbatas, termasuk pembicaraan dengan negara-negara produsen seperti Iran dan Venezuela, kata seorang pejabat kepresidenan Prancis. Ekspor minyak kedua anggota OPEC itu telah dibatasi oleh sanksi AS.

Kedua patokan minyak mentah ditutup melemah untuk minggu kedua berturut-turut pada Jumat (24/6/2022) karena kenaikan suku bunga di negara-negara ekonomi utama memperkuat dolar dan mengipasi kekhawatiran resesi global.

Halaman : 1