Bupati Bengkayang: Ritual Budaya Dilestarikan Sebagai Jati Diri Bangsa

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Bupati Bengkayang, Kalimantan Barat, Sebastianus Darwis berharap ritual budaya yang ada harus terus dijaga dan dilestarikan karena hal itu sebagai jati diri bangsa.

"Ketika orang menghilangkan budaya maka akan hilang jati dirinya. Jati diri kita sebagai orang Dayak, sebagai orang yang berbudaya," ujarnya saat dihubungi di Bengkayang, Minggu.

Ia mencontohkan ritual budaya oleh Dayah Bidayuh seperti Nyobeng di daerah Sebujit. Nyobeng merupakan ritual penghormatan terhadap hasil mengayau (kayau) yang telah dilakukan sejak dahulu kala. Nyobeng adalah ritual memandikan atau membersihkan tengkorak manusia hasil mengayau nenek moyang.

Ritual tersebut sudah masuk kalender wisata Kalbar maupun nasional. Selain itu, keberadaan rumah Baluq masuk dalam warisan budaya tak benda, makanya datang dari Kementerian dan akan diundang pada forum G-20 di Yogyakarta.

"Untuk kegiatan pada September 2022 nanti di Yogyakarta kita pastikan juga, Pemkab Bengkayang akan mendukung untuk itu," jelas dia.

Ia menjelaskan Daerah Sebujit, Bengkayang, Indonesia dan Serawak, Malaysia merupakan daerah yang sangat dekat, bahkan mempunyai kesamaan adat sub sukunya, yaitu sub suku Dayak Bidayuh.

"Kita tahu adat dan budaya tidak terbatas secara administrasi dan geografis wilayah. Maka harus kita tunjukkan, Dayak harus berdaulat untuk bebas aktif , harus Mandiri punya kepribadian dalam berbudaya," katanya.

Sebelumnya, Sebastianus Darwis beserta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Bengkayang menghadiri giat Hlamat Inu Gawia Nyobeng Nibak'ng Dayak Bidayuh Sebujit Desa Hlibuei, di Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang.

Dalam acara Hlamat Inu Gawia Nyobeng Nibak'ng juga turut menghadirkan sejumlah unsur terkait di antaranya Wakil Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Julianus Limbeng.

Julianus menjelaskan bahwa ritual adat budaya Nyobeng Dayak Bidayuh Sebujit yang diikutinya disiarkan melalui streaming untuk memperkenalkan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia.

"Kami juga melibatkan dan mengundang tokoh-tokoh adat kita untuk ikut terlibat menyaksikan cultural ministrial meeting yang akan dilakukan oleh menteri menteri kebudayaan negara negara G20, di kawasan Candi Borobudur untuk terlibat secara langsung menyaksikan proses ini. Hal ini juga yang nanti akan kami bawa nanti ke Sultan Yogyakarta," kata dia.Â