Kementerian PUPR Buka Jalan Trans Sulawesi Majene-Mamuju Pasca Longsor

SHARE


CARAPANDANG - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membuka lajur Jalan Nasional Trans Sulawesi yang menghubungkan Kabupaten Mamuju dengan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, yang terputus akibat longsor.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan, saat ini  jalan pada ruas yang terkena imbas longsor tersebut sudah dibuka untuk satu lajur kendaraan.

"Alhamdulillah sudah fungsional 1 lajur pada Sabtu, 29 Oktober, pukul 17.43 WITA.  Longsoran cukup besar, sehingga pengerjaan pembersihan untuk pembukaan dua lajur akan dilakukan secara hati-hati, dan membutuhkan waktu," kata Hedy dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.



Hedy mengatakan, Kementerian PUPR segera menyiapkan penanganan permanen untuk mencegah terulangnya longsor.

"Saat ini tim sudah berada di lapangan untuk menyiapkan desain permanen penataan lereng secara menyeluruh," ujarnya.

Longsor yang terjadi di sejumlah titik di jalur Trans Sulawesi diakibatkan tingginya curah hujan yang mengguyur kawasan itu sejak Kamis (27/10).

Longsoran batu, tanah, bahkan pohon tumbang terjadi pada ruas Bts. Kabupaten Mamuju - Tameroddo pada KM. 77+700, KM. 77+800, KM. 78+400, dan KM. 84+200. Keempat titik longsoran tersebut sudah fungsional 2 arah jalan (penangan darurat) pada Kamis, pukul 17.08 WITA.

Namun pada Kamis (27/10) pukul 19.00 WITA, terjadi lagi longsor susulan luar biasa di KM. 84+500 (Sangiang) sepanjang sekitar 100 m, karena tanah dan batuan yang mengandung air masih bergerak dari atas.



Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Barat Kementerian PUPR Sjofa Rosliansjah mengatakan, untuk penanganan darurat telah mengerahkan tujuh unit alat berat untuk membersihkan material akibat longsoran.

"Selama pembersihan, lalu lintas diatur dengan skema buka-tutup berkoordinasi dengan Kepolisian serta dilengkapi dengan rambu pengamanan. Pengguna jalan diharapkan berhati-hati, lalu lintas akan ditutup saat hujan untuk mengurangi risiko kecelakaan tertimbun longsoran," kata Sjofa.

Selanjutnya untuk penanganan permanen akan dilakukan setelah kajian menyeluruh agar tidak terjadi kesalahan yang dapat menyebabkan terulangnya longsor.

"Langkah-langkah yang akan dilakukan oleh BPJN Sulbar yakni memetakan topografi dengan potongan memanjang dan melintang pada lokasi longsoran, melakukan penyelidikan tanah (geologi) secara menyeluruh pada lokasi longsoran, melakukan pengujian dan analisis laboratorium tanah, dan kemudian menentukan penanganan yang akan dilakukan pada lokasi," ujar Sjofa.