Legislator Surabaya Sarankan Pemerintah kota Terapkan Hugelkultur

SHARE

istimewa


CARAPANDANG.COM - Anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya William Wirakusuma menyarankan Pemerintah Kota Surabaya menerapkan metode hugelkultur untuk memanfaatkan sampah sisa pemangkasan pepohonan di pinggir jalan-jalan protokol. 

Hugelkultur adalah cara meninggikan area tanam dengan membuat gundukan menggunakan dedaunan serta sisa batang dan ranting pohon.

"Ini sederhana dan bisa diterapkan pada program padat karya pertanian/perkebunan dari Pemerintah Kota Surabaya," kata William di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.

"Jadi ini pas dan cocok diterapkan di Surabaya. Sampah perantingan di Surabaya banyak dan Pemkot juga punya program padat karya pertanian dan perkebunan," ia menambahkan.

Ia mengemukakan bahwa selama ini sampah dari kegiatan pemangkasan pohon di Surabaya dipisah-pisahkan kemudian diolah menjadi kompos atau bahan mebel.

Dengan metode hugelkultur, ia mengatakan, batang dan ranting pohon serta dedaunan sisa pemangkasan pohon bisa langsung digunakan untuk membuat gundukan lahan tanam. Gundukan tersebut selanjutnya bisa ditanami sayuran dan tanaman yang lain.

William mengutip data pemerintah yang menunjukkan pemangkasan ranting dilakukan pada 3.531 pohon pada Oktober 2021 dam 3.801 pohon pada November 2021.

"Bayangkan berapa banyak potensi dari sampah perantingan itu," katanya.

Dengan penggunaan metode hugelkultur, ia melanjutkan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tidak perlu lagi memisahkan batang pohon, ranting, dan daun sisa pemangkasan pohon.

"Ini dapat menghemat waktu juga, sehingga tidak ada penumpukan sampah perantingan di jalan-jalan karena menunggu pengangkutan seperti yang terjadi selama ini," kata dia.