PKK Babel: Pentingnya Pendidikan Seksual Sejak Dini di Lingkungan Keluarga

SHARE

Ketua  Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,  Melati Erzaldi


CARAPANDANG - Ketua  Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,  Melati Erzaldi mengatakan bahwa pihaknya  menguatkan kegiatan edukasi dan sosialisasi untuk mencegah pelecehan dan kekerasan seksual kepada kaum perempuan dan anak.

"Kami selama ini aktif datang ke kampus-kampus, komunitas, organisasi perempuan dan menggelar seminar untuk mengedukasi masyarakat, khususnya kaum perempuan, agar bisa mencegah kekerasan dan pelecehan seksual," ujarnya di Pangkalpinang, Sabtu (2/4).

Menurut dia, kasus pelecehan dan kekerasan seksual saat ini masih ditemukan karena kurangnya pendidikan seksual yang dilakukan sejak dini yang bisa dimulai dari lingkungan keluarga.

"Pola pendampingan, pola asuh orang tua terhadap anak-anak penting dilakukan, terutama mengenai pendidikan seksual dan jika sudah terlanjur menjadi korban dampingi agar korban berani berbicara. Dukung penuh korban pelecehan dan kekerasan seksual di daerah sekitar," katanya.

Menurut dia, pola-pola pendekatan, pendampingan dan edukasi dalam meningkatkan pemahaman pencegahan pelecehan dan kekerasan seksual, baik untuk perempuan maupun anak, perlu dilakukan bersama dan saling mendukung.

Generasi muda, khususnya para mahasiswa juga bisa menjadi agen dan kader aktif dalam membantu masyarakat, terutama masalah hukum yang terjadi pada anak, perempuan maupun laki-laki.

Tim Penggerak PKK Babel akan terus berupaya meningkatkan pemahaman para orang tua, terutama kelompok ibu agar bisa melakukan pencegahan sejak dini yang dimulai dari lingkungan keluarga.

"Edukasi kepada masyarakat desa masih menjadi pekerjaan rumah terbesar. Kita bisa memulai dengan hal-hal kecil, seperti melalui komunitas-komunitas kecil," katanya.

Tim Penggerak PKK Babel yang langsung bersentuhan dengan keluarga telah memiliki kelompok kerja yang membidangi pola asuh anak dan remaja dengan program-program penguatan edukasi.

Selanjutnya dia  mencontohkan, sosialisasi dan edukasi yang diberikan bisa menggunakan berbagai cara agar lebih efektif diterima masyarakat, seperti permainan, dongeng, bermain peran dan lainnya.

"Saya yakin dengan cara itu pesan akan mudah tersampaikan, apalagi yang berkaitan dengan soal hukum," katanya.

Pada kesempatan ini dia mengajak para mahasiswa untuk ikut melakukan gerakan bersama dengan menyampaikan pesan positif, kreatif dan inovasi agar bisa bersama-sama mencegah pelecehan dan kekerasan seksual pada perempuan dan anak.Â