Wartawan Turun ke Jalan, Tuntut Kepolisian Usut Kasus Penganiayaan Terhadap Awak Media

SHARE

Sejumlah wartawan berunjuk rasa damai di Kantor Polda NTT, di Kupang, NTT, Rabu. Mereka menuntut polisi segera mengusut tuntas kasus penganiayaan seorang rekan mereka, Fabian Latuan. (istimewa)


CARAPANDANG - Puluhan wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan NTT mengelar aksi damai di depan Kantor Polda Nusa Tenggara Timur, di Kupang, mendesak polisi untuk mengusut tuntas kasus penganiayaan terhadap seorang jurnalis bernama Fabian Latuan, Selasa (26/4).

Koordinator lapangan Forum Wartawan NTT, Frid W Lado, di Kantor Polda NTT, Rabu menyerukan agar polisi tidak menutup mata dengan kejadian penganiayaan yang sudah menimpa seorang jurnalis di Kupang saat menjalankan tugas jurnalistiknya.

"Kami ingin agar kasus ini diusut dan pelaku penganiayaan segera ditangkap polisi," katanya.

Mereka juga menuntut untuk bisa bertemu langsung dengan Kepala Polda NTT, Inspektur Jenderal Polisi Setyo Budiyanto, untuk memberikan sejumlah tuntutan mereka terkait aksi unjuk rasa yang dilakukan di depan kantor hamba hukum itu. 

Sementara itu Laurens Leba Tukan, dalam orasinya, meminta polisi melindungi kerja-kerja jurnalistik yang dilakukan oleh para wartawan. "Kami minta pekerjaan kami dilindungi. Sekecil apapun karya kami, harap dihargai,” kata dia.

Selain itu dia juga mendesak Budiyanto untuk segera menangkap pelaku penganiayaan Latuan.  Usai berorasi selama kurang lebih 45 menit, Kepala Bidang Humas Polda NTT, Komisaris Besar Polisi Rishian Krisna B, meminta lima perwakilan untuk bertemu dengan dia guna menyampaikan tuntutannya. Usai bertemu selama sekitar 10 menit, massa aksi kemudian membubarkan diri secara damai.

Sebelumnya Latuan menjelaskan dia diserang sekitar enam orang tidak dikenal usai mengikuti jumpa pers di PT Flobamor.

Jumpa pers itu berkaitan dengan hasil temuan BPK terhadap deviden PT Flobamor senilai Rp1,6 miliar yang diwarnai perdebatan antara pimpinan BUMD milik Pemerintah Provinsi NTT itu dengan sejumlah awak media.

Ia bersama salah satu rekannya yang beranjak meninggalkan tempat kegiatan dengan mengendarai sepeda motor sekitar sekitar 30 meter, ia tiba-tiba diserang sejumlah orang yang membuatnya tumbang bersama kendaraan yang ditunggangi.

"Sebelum memukul ada meneriaki nama saya, kemungkinan untuk menjadi tanda bagi pelaku agar mengeroyok dan menganiaya saya di lokasi kejadian," katanya. Latuan yang menderita luka-luka di bagian wajah dan dada telah melaporkan kejadian tersebut ke Kepolisian Resor Kota Kupang.