Melihat Peta Politis dan Strategis Kepri di Kancah Nasional

SHARE

Ilustrasi | Istimewa


CARAPANDANG.COM - Kepulauan Riau atau Kepri merupakan provinsi yang unik sekaligus seksi. Keunikan provinsi yang berdiri sejak tahun lalu ini disebabkan berbatasan dengan sejumlah negara dan memiliki 2.408 pulau.

Lima dari tujuh kabupaten dan kota di Kepri merupakan pulau terpisah. Hanya Tanjungpinang, Ibu Kota Kepulauan Riau, yang satu daratan dengan Kabupaten Bintan.

Kabupaten Natuna, yang berada di utara Indonesia, berbatasan dengan Laut China Selatan, dan tiga negara lainnya yakni Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Konflik di Laut China Selatan setelah China mengklaim wilayah itu, menyebabkan posisi Natuna secara geopolitik dan geostrategis, menjadi krusial.

Indonesia pun membangun pangkalan pertahanan gabungan di Natuna, kemudian tahun 2019 membentuk Pangkalan Komando Gabungan Wilayah I yang bermarkas di Kota Tanjungpinang.

Perairan Kabupaten Karimun dan Kota Batam memiliki posisi penting karena berbatasan dengan Selat Malaka, salah satu jalur pelayaran dan perdagangan tersibuk di dunia. Perairan Selat Malaka menghubungkan Samudera Hindia dengan Samudera Pasifik melalui Laut China Selatan.

Jalur pelayaran itu merupakan rute terpendek antara kawasan timur tengah sebagai daerah penghasil minyak dan negara-negara pengguna minyak di kawasan Asia Timur dan Tenggara. Puluhan ribu kapal kapasitas besar dalam setahun melintasi Selat Malaka untuk kepentingan ekonomi. Selat Malaka sejak dahulu juga dikenal sebagai choke point minyak terbesar kedua di dunia setelah Selat Hormuz.

Jauh sebelum konflik internasional di Perairan Laut China Selatan dan aksi kejahatan yang kerap terjadi Perairan Selat Malaka, tiga peneliti, Prof. Ahmad Nurmandi, Trisno Aji Putra, dan Nikolas Panama sudah mengingatkan kepada pemerintah untuk memperhatikan Kepri melalui buku berjudul "Menjaga Indonesia dari Kepri", terbit tahun 2012.

Halaman : 1