DKP Riau: Bisnis Keramba Bawal Berkembang di Bintan

SHARE

 Bisnis keramba ikan bawal bintang cukup berkembang di Kabupaten Bintan, kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau Tengku Said Arif Fadillah.


CARAPANDANG - Bisnis keramba ikan bawal bintang cukup berkembang di Kabupaten Bintan, kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau Tengku Said Arif Fadillah.

"Harga ikan bawal bintang cukup tinggi, meski hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal," ujar Arif di Bintan, Kepri, Ahad.

Saat ini, kata dia harga ikan bawal bintang mencapai Rp110.000 per kilogram. Harga ikan bawal bintang itu jauh lebih tinggi dibanding ikan jenis lainnya, seperti ikan bulat, tenggiri, selar, ikan lebam atau baronang, dan ikan putih.

Salah satu keramba ikan bakal bintang yang berkembang pesat di kelola oleh kelompok nelayan di pesisir Tembeling, Bintan. Kelompok nelayan itu panen ikan bawal bintang setelah sekitar dua bulan lalu mendapat bantuan benih ikan tersebut dari Balai Benih Ikan Bintan.

Ikan bawal bintang itu berkembang di jumlah keramba jaring apung. Pemilik keramba itu dapat memproduksi sekitar 10 ton ikan.

"Untuk sementara, tidak diekspor karena tidak cukup memenuhi permintaan pasar lokal," ucapnya.

Menurut dia, usaha keramba ikan di laut termasuk ekonomi laut, karena termasuk kegiatan ekonomi yang dilakukan di wilayah pesisir atau lautan serta di darat yang menggunakan sumber daya alam. Usaha keramba ikan merupakan opsi bagi nelayan, yang sekarang semakin diminati.

Dengan adanya keramba ikan, menurut dia, nelayan tetap produktif meski tidak melaut saat musim angin utara, seperti sekarang. Gelombang laut di Bintan saat musim angin utara mencapai 2,5 meter.

Usaha itu diminati lantaran biaya membangun bisnis itu relatif kecil, namun membutuhkan pengalaman dan pengetahuan yang mencukupi agar benih ikan dapat segera membesar.

"Bisnis keramba ikan menjadi pilihan yang menarik karena tidak berisiko seperti yang dialami nelayan tangkap saat gelombang laut tinggi," tuturnya.