Pemkab Garut Bangun Lumbung Pangan untuk Kebutuhan Masyarakat Selatan

SHARE


CARAPANDANG - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat membangun tiga tempat lumbung pangan komoditas padi yang dikelola oleh gabungan kelompok tani (Gapoktan) untuk menjaga ketersediaan dan mencukupi kebutuhan pangan masyarakat di wilayah selatan Garut.

"Pemerintah Kabupaten Garut meresmikan lumbung pangan rakyat yang ada di tiga desa, tiga gapoktan, tiga kecamatan, ini adalah untuk memperkuat ketahanan pangan di lingkungan masing-masing," kata Bupati Garut Rudy Gunawan melalui siaran pers di Garut, Kamis.

Ia menuturkan tiga gapoktan itu yakni Gapoktan Mulyatani Desa Karangsari, Kecamatan Pakenjeng, Gapoktan Lio Waluya Desa Pamalayan, Kecamatan Cikelet, dan Gapoktan Samudera Desa Sirnajaya, Kecamatan Bungbulang yang menyiapkan kebutuhan pangan masyarakat bagi lingkungan sekitarnya.

Tiga tempat itu, kata dia, sudah disiapkan mesin penggiling padi dengan kapasitas 1,5 ton per jam, sehingga petani tidak perlu lagi ke tempat lain karena memiliki penggilingan padi sendiri.

"Termasuk RMU (rice milling unit)nya, tidak perlu lagi kemana-mana untuk penggilingan padi, mantap 1,5 ton per jam," kata Bupati.

Ia mengapresiasi adanya program lumbung pangan yang dekat dengan masyarakat di wilayah selatan, sehingga memberikan jaminan ketersediaan kebutuhan beras di daerah itu.

Program itu, kata dia, akan menjadi percontohan untuk daerah lain di Kabupaten Garut yang dananya akan disiapkan dari APBD Pemkab Garut.

"Jadi ini kan gapoktan ada di desa, ada RMUnya atau mesin penggiling padi, dan kita bisa menjadikan ini sebagai percontohan di Kabupaten Garut, ini dari dana alokasi khusus dan dana APBD, jadi kita memenuhi kebutuhan pangan sendirilah di Kabupaten Garut," kata Rudy.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Garut, Haeruman mengatakan, kegiatan lumbung pangan masyarakat ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2022 dengan besaran dana kurang lebih Rp1 miliar untuk pembangunan fisik, peralatan mesin, hingga bantuan gabah sebanyak 13 ton.

Lumbung pangan itu, kata dia, merupakan wujud nyata kesungguhan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten yang berkomitmen untuk menjaga stabilitas ketersediaan pangan, cadangan pangan, dan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan.

"Kita semua mengetahui bahwa penduduk semakin hari terus berkembang, sementara luas lahan tidak pernah bertambah, jadi alangkah baiknya pemerintah, baik pusat, provinsi, maupun kabupaten, sudah selayaknya ini meningkatkan terkait dengan ketahanan pangan," kata Haeruman.

Ia memprediksi harga pangan akan terus melonjak yang dapat berakibat terjadinya inflasi, kekurangan, dan krisis pangan, untuk itu lumbung pangan diharapkan dapat menjaga stok pangan, dan menjadi bagian penting.

Lumbung pangan masyarakat itu, kata dia, dapat terus tumbuh dan berkembang, sehingga peran dan fungsinya dapat dirasakan oleh masyarakat, serta mampu menjaga ketersediaan pangan, menjaga kecukupan pangan, harga yang terjangkau, dan mampu menambah penghasilan petani.

"Mampu mencegah inflasi dan mudah-mudahan peran dan fungsi lumbung pangan ini dapat bermanfaat secara berkelanjutan," katanya.