Kiprah Wanita Papua Menerobos Batas Ketermarjinalan

SHARE

Foto: Antara


Perempuan Papua bangkit

Keterbatasan perempuan dalam bekerja biasanya akan tampak ketika sudah berkeluarga, namun hal tersebut tidak lagi muncul pada wanita-wanita masa kini. Termasuk perempuan asli Papua, sudah banyak yang malang melintang dalam dunia kerja dan tidak hanya di posisi-posisi bawah, tetapi juga pada jajaran-jajaran pimpinan.

Justru pada momen HUT ke-77 Kemerdekaan RI ini, menjadi salah satu kesempatan perempuan untuk memunculkan potensinya menjadi warna baru dalam perubahan zaman serta teknologi.

Seperti halnya Staf Ahli Kedeputian II Bidang Pembangunan Manusia Kantor Staf Presiden (KSP) Rini Modouw yang memotivasi banyak perempuan Papua lainnya untuk menunjukkan kemampuan menjadi sejajar dengan laki-laki.

Keberadaan perempuan-perempuan Papua yang kini bekerja di dalam PT Freeport Indonesia dan menguasai bidang-bidang teknologi khusus harus menjadi sebuah gimmick bahwa pekerjaan laki-laki pun bisa dikerjakan oleh perempuan.

"Saya harap tidak hanya ada saya di KSP misalnya, atau adik-adik perempuan di Freeport, namun ke depan masih akan ada banyak lagi perempuan yang bisa lebih maju dalam membangun daerahnya," kata Rini.

Perempuan tidak hanya bisa bekerja di bidang sosial, namun kini sudah banyak yang bekerja di bidang teknik dan teknologi sesuai dengan digitalisasi zaman.

Kini Presiden Joko Widodo sudah memberikan kesempatan dan peluang yang besar bagi perempuan sehingga ada kans tersendiri bagi kaum perempuan Indonesia untuk mengembangkan dirinya.

Apalagi di Papua, kesempatan dan peluang tersebut terbuka lebar sehingga tinggal bagaimana memanfaatkannya secara baik lalu selanjutnya mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat.

Perempuan Papua juga punya kesempatan untuk tidak hanya berpikir mengenai Papua saja, tetapi juga tentang Indonesia, bahkan dunia.

Momen kebangkitan Indonesia, juga harus menjadi trigger bagi perempuan Papua untuk bangkit dan pulih dari stigma ketermajinalan serta keterbelakangan.

Halaman : 1