Dolar Menguat Ditopang Penghindaran Risiko, Sedangkan Euro Melemah

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Dolar AS menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena pelaku pasar melarikan diri dari aset-aset berisiko beralih ke mata uang safe-haven di tengah kekhawatiran atas pertumbuhan global, sementara euro turun karena pasar mengelola ekspektasi kenaikan suku bunga ECB.

Euro tersendat setelah Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde tidak memberikan wawasan baru tentang prospek kebijakan bank sentral.

ECB secara luas diperkirakan akan mengikuti rekan-rekan globalnya dengan menaikkan suku bunga pada Juli untuk mencoba mengendalikan inflasi yang melonjak, meskipun para ekonom terpecah atas besarnya kenaikan suku bunga.

Euro bertahan di bawah 1,06 dolar setelah Lagarde mengatakan bank sentral akan bergerak secara bertahap tetapi dengan opsi untuk bertindak tegas pada setiap penurunan inflasi jangka menengah, terutama jika ada tanda-tanda penurunan ekspektasi inflasi.

Euro terakhir melemah 0,6 persen menjadi 1,052 dolar.

"ECB berada di tempat yang sulit karena diperkirakan akan melihat perlambatan yang lebih signifikan daripada banyak rekan-rekannya," kata Mazen Issa, ahli strategi senior valas di TD Securities di New York.

"Ada batasan yang melekat pada seberapa banyak yang akan dapat dilakukan ECB, terutama dalam arti relatif, katakanlah, The Fed," tambah Issa, menunjuk pada invasi Rusia ke Ukraina dan risiko fragmentasi di zona euro.

Pasar uang memperkirakan sekitar 238 basis poin (bps) kenaikan suku bunga kumulatif pada pertengahan 2023 dibandingkan dengan sekitar 280 basis poin yang mereka antisipasi dua minggu lalu.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya mencapai tertinggi dua dekade di 105,79 bulan ini, terakhir naik 0,51 persen pada 104,490.

"Jika ada tema keseluruhan, dolar masih lebih kuat selama periode ketidakpastian ini dan saya memperkirakan ketidakpastian akan berlanjut setidaknya selama musim panas sampai kita mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang seperti apa inflasi itu," kata Marvin Loh, ahli strategi makro global senior di State Street.

Presiden Bank Federal Reserve New York John Williams pada Selasa (28/6) dalam sebuah wawancara di CNBC mengatakan suku bunga "pasti" diperlukan antara 3,0 persen dan 3,5 persen pada akhir tahun ini, tetapi dia tidak mengantisipasi resesi AS.

Di tempat lain, yuan China di pasar luar negeri bergerak lebih tinggi setelah negara itu mengurangi karantina terkait pandemi COVID-19 untuk pelancong internasional.

Di pasar mata uang kripto, Bitcoin terakhir turun 2,96 persen menjadi 20.278,95 dolar AS. Bitcoin jatuh ke level 17.588,88 dolar AS awal bulan ini. Sementara itu, uang kripto Ethereum terakhir turun 3,52 persen menjadi 1.159,35 dolar AS.