Bank Sentral Inggris Akan Naikkan Suku Bunga Lagi karena Inflasi Menuju 10 Persen

SHARE

Foto Dokumen: Gedung Bank Sentral Inggris (Bank of England/BoE) tercermin dalam tanda, London, Inggris, 16 Desember 2021. ANTARA/REUTERS/Toby Melville


CARAPANDANG.COM - Bank Sentral Inggris (BoE) tampaknya akan mengesampingkan kekhawatirannya tentang perlambatan tajam dalam ekonomi Inggris dan menaikkan suku bunga lagi pada Kamis, ketika mencoba untuk mengatasi tingkat inflasi di jalur untuk dua digit.

Setelah Federal Reserve (Fed) AS menaikkan biaya pinjaman paling banyak sejak 1994 dengan kenaikan suku bunga 75 basis poin pada Rabu (15/6/2022), pertanyaan besar bagi investor yang menunggu pengumuman kebijakan BoE Juni pada pukul 11.00 GMT adalah ukuran kenaikannya.

Pasar keuangan sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga bank sebesar seperempat poin persentase menjadi 1,25 persen.

Tetapi investor telah menempatkan probabilitas hampir 50 persen pada kenaikan setengah poin oleh BoE, sesuatu yang belum pernah dilakukan sejak 1995.

BoE telah menaikkan biaya pinjaman empat kali sejak Desember ketika menjadi yang pertama dari bank-bank sentral utama dunia yang menaikkan suku bunga setelah pandemi Virus Corona.

Inggris, lebih dari banyak negara kaya lainnya, menghadapi campuran inflasi tinggi dan pertumbuhan nol atau resesi.

Ekonominya sudah menunjukkan tanda-tanda perlambatan dan akan menjadi yang terlemah di antara negara-negara besar dan kaya di dunia tahun depan, menurut perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Tetapi inflasi, yang mencapai level tertinggi 40 tahun sebesar 9,0 persen pada April, akan melampaui 10 persen akhir tahun ini, lebih dari lima kali target BoE 2,0 persen BoE, menurut perkiraan terbaru bank sentral.

Perkiraan tersebut masih bisa terbukti terlalu rendah setelah penurunan nilai pound baru-baru ini yang akan menambah biaya impor, terutama minyak dan gas.

"Inggris terjebak di kedua dunia yang terburuk dan itulah yang membuat pembuatan kebijakan menjadi sangat sulit," kata Luke Bartholomew, Ekonom Senior di perusahaan investasi Abrdn.

Halaman : 1