Aktivitas Escavator Pertambangan Rusak Lingkungan

SHARE

Kerusakan lingkungan dengan menggunakan alat escavator tak bisa dibendung.


Laporan: Hamid Toliu

POHUWATO, CARAPANDANG.COM - Kerusakan lingkungan dengan menggunakan alat escavator tak bisa dibendung.

Pantauan awak media ini, Kamis malam (3/8/23) sejumlah alat jenis escavator melakukan aktifitas pertambangan.

Padahal sebelumnya sejumlah alat berat jenis escavator di wilayah kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato sempat di police line oleh Kapolda Gorontalo.

Sayangnya kerusakan lingkungan tetap berlangsung aman seakan terkendali dan tak tersentuh hukum.

Pengakuan sejumlah Kabilasa di wilayah Kecamatan Dengilo puluhan alat jenis escavator terus beroperasi.

Hal ini juga terpantau langsung awak media ini saat melakukan investigasi diwilayah tersebut.

Padahal sejumlah aktifis diantaranya Mahmudin Machmud dengan lantang, sudah menyuarakan melalui aksi unjuk rasa terkait maraknya kegiatan PETI di Pohuwato didepan Mapolda Gorontalo beberapa waktu lalu.

Bahkan Mahmudin meminta Kapolda Gorontalo mencopot Kapolres Pohuwato karena dinilai tidak bisa berbuat apa apa terkait kerusakan lingkungan diwilayahnya.

Aktifis Harson Ali juga beberapa waktu lalu sudah melaporkan kerusakan lingkungan di sejumlah wilayah di Kabupaten Pohuwato ke Mapolda Gorontalo.

Terpantau di wilayah kecamatan Dengilo, awak media mencoba melakukan diskusi dengan sejumlah penambang emas tradisional.

Pengakuan tulus dari sejumlah penambang tradisional, kegiatan dengan menggunakan alat tersebut seakan tak memberi kesempatan bagi mereka mengais rezeki untuk keluarga.

Ini menjadi pengakuan warga berinisial RZ alias Rin dan In saat berbincang dengan awak media ini saat dilapangan.

"Kita pasrah saja Bu wartawan, dan kami sudah terbiasa mendapatkan caci maki dari para pelaku usaha " ungkap mereka dengan rasa memelas.

Apalagi yang harus kami lakukan kata keduanya, kecuali pasrah dan menunggu kesempatan meskipun itu dalam caci maki mereka pemilik alat berat.

Jdi istilah kami para kabilasa dalam aktifitasnya kami harus membawa tiga karung.

".1 karung untuk material,satu karung untuk  mereka  marah marah dan satu karung caci maki untuk kami para  kabilasa." Ungkap mereka

Disinggung pendapatan seharian dalam beraktifitas, kelompok penambang rakyat ini (Kabilasa) menguraikan hasil yang didapatkan.

"Hingga larut malam ini, hasil kami sudah ada 2 batang." Ungkap mereka datar.

Awak media terus melakukan investigasi dengan berusaha menemui para pelaku usaha, namun tidak berhasil.

Hingga berita ini dipublish belum ada konfirmasi ke pihak berwewenang diataranya pihak KPH yang bersentuhan langsung dengan kerusakan hutan.