Arah PDIP Setelah Prabowo Jadi Presiden

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Usai penetapan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI Terpilih 2024-2029, beberapa partai di luar Koalisi Indonesia Maju (KIM) mulai merapat.

Partai Nasional Demokrat (NasDem) menjadi partai pertama yang bergabung. Ketua Umum NasDem Surya Paloh secara resmi mengumumkan keterlibatan partainya dalam pemerintahan baru pada Kamis (25/4), usai bertemu Prabowo di Kertanegara.

Selain itu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga menunjukkan sinyal mendukung pemerintahan Prabowo. Ketua Umum PKB yang juga capres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengutarakan dukungan partinya ke Prabowo.

"Pertanyaan soal pertemuan kemarin (dengan Prabowo) saya rasa sudah tidak harus dijawab karena sudah cetho welo-welo (sangat jelas). Sudah barang jelas, jelas terpampang gitu masih ditanyakan lagi, itu namanya meragukan," kata Cak Imin, pada Kamis (25/4), dikutip dari detikcom.

Sebagai informasi, NasDem dan PKB merupakan partai pengusung Anies Baswedan-Cak Imin dalam kontestasi Pilpres 2024.

Sementara itu, partai koalisi Prabowo-Gibran di antaranya adalah Golkar, Gerindra, Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN) dengan total perolehan suara gabungan partai tersebut sebesar 65.547. 525 atau setara dengan 43,18%.

Apabila ditambahkan dengan suara NasDem yang telah resmi bergabung ke pemerintahan, total suara mencapai 52,84% atau mencapai 80.208.041.

Jika Partai Keadilan Bangsa (PKB) pada akhirnya bergabung maka koalisi pemerintahan akan semakin memperkuat suara legislatif mencapai 63,46% atau 96.323.696.

Gabungan kekuatan pemerintahan akan makin tak tergoyahkan jika memang PKS masuk dalam koalisi pemerintahan dengan suara 71,88% atau 109.105.049.

Sikap PDIP

Hingga kini, PDIP belum gamblang menunjukkan sikap politik usai penetapan Prabowo-Gibran. Saat ditanya ke Ganjar terkait sikapnya sebagai lawan Prabowo-Gibran sekaligus calon yang diusung PDIP, ia tegas mengatakan akan berada di luar pemerintahan.

"[Tawaran jadi menteri] Itu sudah saya jawab berkali-kali. Biar bedakan antara sikap politik dengan penghormatan kepada pemenang. Saya menghormati pemenang tetapi sikap politik saya lebih baik kami di luar [pemerintahan]," kata Ganjar, dikutip dari detikJateng.

Ganjar belum mengetahui sikap politik resmi PDIP. Kendati demikian, ia mengatakan kemungkinan akan menjadi oposisi.

"Belum memutuskan ya, tapi kalau liat statement-statement Bu Mega rasanya iya. Di luar pemerintahan," ujar Ganjar.

Ia menjelaskan sebagai kader PDIP, karir politiknya ke depan tak lepas dari kerja-kerja partai.

"Maka kita pasti akan konsentrasi pada soal-soal itu. Tentu saja karena kita bagian dari partai, pasti bagaimana kita bertindak di masyarakat dan bagaimana di dalam pemerintahan nanti ada check and balances," ungkapnya, dikutip dari CNN Indonesia.

Sebelumnya, Gibran sempat menjawab soal potensi PDIP bergabung ke pemerintahan. Gibran merupakan kader PDIP, tetapi disebut statusnya sudah lepas dari partai bernuansa merah.

"Ya, bisa dibicarakan, semua bisa dibicarakan," kata Gibran sebelum penetapan dirinya dan Prabowo. dilansir cnbcindonesia.com

PDIP sendiri merupakan partai dengan perolehan kursi terbanyak di DPR berdasarkan hasil Pemilu 2024. Center for Strategic and International Studies (CSIC) memaparkan perolehan kursi 8 partai yang melenggang ke Senayan sebagai berikut:

PDIP: 110 kursi (18,97%)

Golkar: 102 kursi (17,59%)

Gerindra: 86 kursi (14,83%)

PKB: 68 kursi (11,72%)

NasDem: 69 kursi (11,90%)

PKS: 53 kursi (9,14%)

Demokrat: 44 kursi (8,28%)

PAN: 48 kursi (8,28%)