AS Dukung Perdamaian Di Afghanistan

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menegaskan kembali dukungan AS untuk proses perdamaian di Afghanistan.

Menlu Blinken bersama Presiden Ghani membahas peninjauan yang sedang berlangsung terhadap strategi AS di Afghanistan.

Menurut pernyataan dari juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, Blinken mengatakan bahwa Amerika Serikat berkomitmen pada proses perdamaian di Afghanistan yang mencakup "penyelesaian politik yang adil dan tahan lama serta gencatan senjata permanen dan komprehensif."

Para menteri pertahanan negara anggota NATO belum memutuskan apakah akan menarik pasukan NATO dari Afghanistan maupun mengenai waktu penarikannya, kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Kamis (18/2).

"Pada tahap ini kami belum membuat keputusan akhir tentang masa depan kehadiran kami (NATO) di Afghanistan," ujar Stoltenberg setelah konferensi video dengan para menteri pertahanan NATO.

"Karena tenggat waktu 1 Mei semakin dekat, sekutu NATO akan terus berkonsultasi dan berkoordinasi dalam beberapa pekan mendatang," katanya dalam konferensi pers tersebut.

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) adalah sebuah organisasi internasional untuk keamanan bersama yang didirikan pada 1949, sebagai bentuk dukungan terhadap Persetujuan Atlantik Utara yang ditandatangani di Washington, DC, pada 4 April 1949.

Sebelumnya, Stoltenberg mengatakan bahwa militan Taliban harus lebih berupaya memenuhi persyaratan perjanjian perdamaian 2020 dengan Amerika Serikat untuk memungkinkan penarikan pasukan asing NATO dari Afghanistan pada batas waktu Mei.

Para menteri pertahanan negara anggota NATO akhir pekan ini akan membahas apakah Taliban memenuhi kesepakatan perdamaian. Kesepakatan berisi seruan terhadap kelompok garis keras agar mengekang serangan serta terhadap pasukan asing untuk mundur pada 1 Mei.

"Kami melihat bahwa Taliban masih perlu berupaya lebih banyak dalam hal memenuhi komitmen mereka ... untuk memastikan bahwa mereka memutuskan semua hubungan dengan para teroris internasional," kata Stoltenberg.

Serangan di Afghanistan, termasuk bom yang menewaskan wakil gubernur Ibu Kota Kabul pada Desember tahun lalu, telah mendorong anggota Kongres Amerika Serikat dan kelompok-kelompok hak asasi internasional untuk menyerukan penundaan penarikan pasukan NATO, yang disepakati di bawah pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump.

NATO memiliki 9.600 tentara di Afghanistan, termasuk 2.500 prajurit AS, untuk melatih dan membantu pasukan Afghanistan.