Asa Baru Mencetak Petani Pengusaha Melalui P4S

SHARE

Istimewa


Petani Profesional

P4S betul-betul perpaduan antara pelaku utama dan pelaku usaha dalam membangun kualitas hidup petani ke arah yang lebih maju dan profesional.

Kalau bangsa ini sepakat kemandirian petani harus tumbuh dan berkembang dalam kehidupan petani, maka salah satu jawabannya adalah P4S. Bahkan lebih jauhnya lagi, P4S mampu mencetak para petani yang profesional dalam mengembangkan bisnis usaha tani yang digarapnya.

Yang jadi tantangan serius bagi P4S adalah sampai sejauh mana P4S dapat menarik minat kaum muda pedesaan agar mau berkiprah dan berprofesi sebagai petani? Ini sebuah pekerjaan besar dan mulia bagi P4S, di tengah-tengah keengganan kaum muda pedesaan untuk menjadi petani padi.

Sebagai lembaga pelatihan dan pemagangan yang dikelola secara mandiri oleh pelaku usaha, P4S memiliki nilai tambah tersendiri dalam melengkapi langkah Pemerintah untuk melahirkan petani yang mampu membaca isyarat zaman.

Setidaknya P4S dimintakan untuk mempercepat perubahan perilaku para petani ke arah yang lebih mandiri dalam mengelola usaha taninya. Makna kemandirian petani bukan berarti "anti-bantuan" Pemerintah, melainkan bagaimana caranya agar bantuan yang diterima petani mampu menjadi perangsang, sekaligus prime mover dalam memacu usaha tani yang dikelolanya.

P4S semestinya mampu memerankan diri sebagai lembaga pelatihan dan pemagangan petani yang berjuang untuk mewujudkan semangat itu.

Sayangnya dalam beberapa tahun belakangan ini P4S memang kurang terdengar kiprahnya. Semua pihak tidak tahu dengan pasti mengapa hal itu bisa terjadi. Apakah karena kurangnya pembinaan yang dilakukan Pemerintah, atau P4S-nya sendiri yang kurang menggeliat dalam memacu kinerjanya. Pertanyaan ini menarik dan penting untuk dijawab.

Sebab, di tengah kelesuan yang terjadi, ternyata masih banyak P4S yang tetap berkiprah sesuai dengan semangat awal yang dibangunnya. Mereka tetap menjadi mitra Pemerintah dalam proses pemberdayaan dan pemartabatan petani. Mereka tetap bergerak guna mempercepat segera terwujudnya kesejahteraan petani yang lebih baik.

Adanya keinginan dari Pemerintah untuk mengoptimalkan keberadaan P4S dalam melahirkan petani yang profesional dan memiliki cakrawala bisnis yang kuat, boleh jadi hal ini dapat dijadikan momentum strategis bagi kebangkitan P4S di negeri ini.

Persoalannya adalah apakah Pemerintah sudah siap untuk memberi ruang kepada P4S guna mengembangkan program dan kegiatan yang lebih berkualitas, khususnya terkait pola pelatihan dan pemagangan yang disesuaikan dengan suasana kekinian?

Lalu, apakah P4S juga siap dengan berbagai inovasi dan terobosan cerdas dalam menerapkan bisnis pertanian yang cocok untuk para petani? Kedua persoalan ini jelas menuntut kerja keras dan kerja cerdas dari P4S itu sendiri.

Adanya hasrat Pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor bahan pangan sekaligus ingin menggapai swasembada beragam jenis pangan, tentu saja membutuhkan keterlibatan banyak pihak untuk mewujudkannya. Semangat ini sangat tidak mungkin dapat terjelma sekiranya digarap oleh Pemerintah saja.

P4S adalah mitra Pemerintah yang secara tugas dan fungsi memiliki spirit sama dengan kemauan politik Pemerintah tersebut.

Halaman : 1