CARAPANDANG - Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Nusa Tenggara Timur (NTT) menilai kebijakan pemerintah yang telah menghapus tes cepat antigen dan PCR akan membangkitkan kembali geliat perekonomian pelaku wisata dan masyarakat di destinasi wisata.
Wakil Ketua Astindo NTT Robert Waka, di Kupang, Selasa (8/3) mengatakan bahwa kebijakan tersebut sangat positif. Dan pihaknya sebagai asosiasi pelaku travel agen menyambut baik kebijakan tersebut. Sebab ini mampu memberikan dampak positif bagi ekonomi di NTT.
"Tentu ini memberikan peluang lapangan pekerjaan bagi masyarakat di destinasi wisata yang sempat hilang akibat pandemi Covid-19," ujarnya.
Selain itu, kata dia kebijakan ini berpotensi memberikan kemudahan dan gairah bagi pelaku pariwisata di NTT untuk mempromosikan dan menjual destinasi wisata di NTT, baik kepada wisatawan domestik dan mancanegara.
Memang kebijakan tersebut cukup dilematis, sebab hingga kini kasus Covid-19 di Indonesia masih meningkat. Tapi, dia yakin kebijakan yang diambil pemerintah sudah berdasarkan kajian para ahli terutama di bidang kesehatan dan ekonomi.
Ia memastikan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) (CHSE) bagi wisatawan dari dan kembali ke daerah asal akan tetap dilakukan terutama di destinasi wisata.
"Karena itu vaksinasi sangat perlu khususnya untuk dosis kedua," ujarnya.
Wakil Ketua Astindo NTT Robert Waka, di Kupang, Selasa (8/3) mengatakan bahwa kebijakan tersebut sangat positif. Dan pihaknya sebagai asosiasi pelaku travel agen menyambut baik kebijakan tersebut. Sebab ini mampu memberikan dampak positif bagi ekonomi di NTT.
"Tentu ini memberikan peluang lapangan pekerjaan bagi masyarakat di destinasi wisata yang sempat hilang akibat pandemi Covid-19," ujarnya.
Selain itu, kata dia kebijakan ini berpotensi memberikan kemudahan dan gairah bagi pelaku pariwisata di NTT untuk mempromosikan dan menjual destinasi wisata di NTT, baik kepada wisatawan domestik dan mancanegara.
Memang kebijakan tersebut cukup dilematis, sebab hingga kini kasus Covid-19 di Indonesia masih meningkat. Tapi, dia yakin kebijakan yang diambil pemerintah sudah berdasarkan kajian para ahli terutama di bidang kesehatan dan ekonomi.
Ia memastikan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) (CHSE) bagi wisatawan dari dan kembali ke daerah asal akan tetap dilakukan terutama di destinasi wisata.
"Karena itu vaksinasi sangat perlu khususnya untuk dosis kedua," ujarnya.
.jpg "Jokowi Teken Pengesahan UU Nomor 2 Tahun 2024 tentang Daerah Khusus Jakarta")
.jpg "Disabilitas Netra yang Sukses Ciptakan Lapangan Usaha Mandiri")
